Penolakan itu karena adanya anggapan bahwa Ustadz Firanda adalah penceramah radikal.
Ketua GP Anshor Wajo, Muhammad Ihwan menyatakan penolakan itu disebabkan khawatir adanya gesekan di masyarakat.
"Kami menolak kehadiran Ustaz Firanda Andirja di Kabupaten Wajo karena berpotensi terjadinya gesekan di masyarakat," kata Ketua GP Ansor Wajo, Muhammad Ihwan kepada detik, Kamis (24/3/2022) kemarin.
Menurut Muhammad Ihwan, ada anggapan konten Ustaz Firanda keras dalam dakwahnya. Hampir semua praktik keagamaan dikafirkan dan disalahkan.
Kekhawatiran lalu muncul karena kedatangan Ustaz Firanda bisa timbulkan konflik.
"Ustaz Firanda terindikasi ustaz radikal, sementara Wajo itu lumbung pesantren, kota santri. Gudangnya Ulama dengan karakter Nahdliyyin pasti akan memunculkan riak-riak dan konflik di tengah masyarakat," kata Ihwan.
GP Anshor Wajo juga telah sampaikan kepada Pemkab Wajo agar tidak gegabah undang penceramah dari luar yang alirannya tidak jelas.
"Kita sedini mungkin tolak sebelum hadir, apalagi hari jadi Wajo adalah pesta untuk masyarakat Wajo. Kita di Wajo kondisi keberagaman kita harmonis, kondusif dan tidak ada masalah. Dikhawatirkan kalau pengajiannya di masjid raya akan memberikan doktrin," kata Ihwan.
GP Anshor sendiri tidak mempermasalahkan figur Ustadz Firanda. Hanya saja Ustadz Firanda dalam berdakwah dinilai kerap menghakimi golongan lain.
Respon Pemkab Wajo
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo berikan tanggapan atas pro dan kontra rencana kedatangan Ustadz Firanda.