Setelah itu, ia muncul di panggung dengan tiba-tiba sambil membiarkan dirinya dicambuki oleh algojo.
Kakinya diikat, dan tubuhnya digantung. Kemudian ia ditusuk dengan pedang dan dimasukkan ke peti mati.
Aksi ini mencekam penonton namun memperoleh sambutan meriah.
Seusai aksi ini, Ucok terlihat kejang-kejang seperti kesurupan di belakang panggung.
Situasi ini segera teratasi ketika Remy Silado yang menyaksikan atraksi gila ini menyiramkan seember air ke tubuh Ucok.
Kekuatan AKA ada pada Ucok, AKA menjadi besar dan grup paling sensasional di Indonesia.
Keberanian yang cenderung nekat itulah yang membuatnya terkenal.
Ucok benar-benar musisi gila dan eksentrik. AKA sangat dikagumi penonton karena ulah Ucok yang dianggap penganut black magic.
Ucok sering tampil dengan pantat megal-megol dan seronok di atas panggung.
Dia menirukan gaya orang bersetubuh di atas panggung dengan iringan lagu blues seperti Sex Machine.
Kalau zaman sekarang seperti penyanyi dangdut. Tidak hanya itu, Ucok juga sering tampil porno.
Adegan gerakan seksual kerap dimunculkan setiap kali pertunjukannya.
Mungkin inilah yang membuat Ucok digilai penonton dan penggemarnya, khususnya groupies yang tidak paham musik.
Namun, tidak semua orang bisa menerima atraksi panggung AKA.
Ketika tampil di Tasikmalaya pada Juni 1972, gaya panggung Ucok dan kawan-kawan tak disukai pecinta musik rock di sana.
Meskipun para penonton sempat meneriaki mereka, untungnya pertunjukan tidak berakhir dengan kerusuhan karena Band Rhapsodia, yang tampil sesudah mereka, berhasil menjinakkan penonton dengan lagu-lagu ala Santana serta lagu-lagu lokal. (*)