Selain itu, Kun menyebutkan keinginannya untuk memanfaatkan dunia digital sebagai investasi masa depan bagi Gen Z, serta mendorong mereka untuk menggunakan teknologi dalam mengembangkan potensi dan meningkatkan daya saing.
Diakhir, pasangan Pramono Anung-Rano Karno menitikberatkan program dukungan kerja yang fleksibel bagi Gen Z, dengan pola dua hari di kantor dan tiga hari bekerja dari rumah. Pramono menyebutkan bahwa penerapan sistem work from anywhere ini menghasilkan produktivitas yang tinggi dan sangat memuaskan.
Pasangan yang kerap disebut Pram-Doel ini juga menjanjikan pembukaan layanan konseling 24 jam bagi Gen Z sebagai sarana untuk menyalurkan tekanan atau masalah yang dihadapi.
Sedangkan dalam menghadapi tingginya angka pengangguran di Jakarta, Pramono berjanji mengadakan job fair di tiap kecamatan setiap tiga bulan sekali, diiringi pelatihan bersertifikat dan modernisasi Balai Latihan Kerja (BLK).
"Kami temui fakta bahwa 354 ribu orang masih menganggur di Jakarta, bahkan di tahun 2024, 53 ribu orang diterpa badai PHK. Masalah ini harus ditangani serius, dengan job fair tiga bulan sekali di kecamatan dan tersedia pelatihan bersertifikat dan balai latihan kerja yang lebih modern," ucapnya.
Rano Karno pun sebelumnya juga sempat menyebut rencana pembangunan BLK modern yang akan fokus pada keterampilan berbasis teknologi digital, termasuk pelatihan konten kreator animasi.
"Dunia digital ini dunia yang bisa dijamak anak-anak oleh karena itu lah kita akan membangun balai rakyat di sana akan tempat BLK modern, BLK modern bisa tidak hanya balai pelatihan kerja untuk mesin, tapi juga komputerisasi," tuturnya.
Dalam pernyataan penutup mereka, Rano juga menegaskan kembali bahwa pasangan Pram-Doel akan memberikan lebih banyak kesempatan kerja dan pelatihan agar Gen Z maupun kaum milenial tidak perlu khawatir.
"Kita akan memberikan lebih banyak peluang kerja dan pelatihan bersertifikat. Mulai dari public speaking hingga literasi finansial. Kami buka selebar-lebarnya ruang untuk mengembangkan bakat serta tetap memastikan adanya layanan kesehatan mental yang bersahabat," pungkasnya. (*)