Jumat, 20 September 2024

Berita Nasional Hari Ini

Survei Terbaru Litbang Kompas, Elektabilitas Prabowo-Gibran Melesat, Suara Pemilih Mengambang Tinggi

Selasa, 12 Desember 2023 22:5

Hasil survei Capres-Cawapres Pilpres 2024. (Viva)

Selain itu, terdeteksi pula bahwa kebanyakan pemilih ragu tinggal di perdesaan dan lebih banyak berpendidikan dasar.

Kalangan Islam, terutama warga Nahdlatul Ulama, juga menjadi kelompok masyarakat yang lebih bimbang dibandingkan dengan kelompok pemeluk agama lain.

Wilayah Jawa Timur pun menjadi wilayah perebutan pengaruh di antara dua tokoh kelahiran daerah ini, yaitu Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD, derajat kebimbangan warga NU paling tinggi.

"Kelompok pemilih bimbang di atas dapat menjadi penentu, apakah pilpres akan berlangsung satu putaran atau dua putaran," tulis Litbang Kompas.

Menurut survei ini, pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 39,3 persen.

Prabowo-Gibran unggul cukup jauh dibandingkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (16,7 persen) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (15,3 persen).

Adapun survei melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.

Metode tersebut tersebut memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error kurang lebih 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas.

Undecided Voters Jadi Penentu

Harian Kompas menulis tidak seperti biasanya, pemilihan presiden semakin dekat namun  kelompok pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voters justru semakin meningkat.

Kelompok undecided voters dalam survei terdiri dari akumulasi jawaban responden yang menjawab tidak ada, tidak tahu, atau rahasia.

Pada survei November, responden yang menjawab tidak tahu terkait elektabilitas tiga calon presiden, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, terakumulasi 24,9 persen.

Padahal, pada Juni hanya 18 persen dan pada Agustus bahkan mengecil lagi menjadi 15,4 persen.

Membesarnya kelompok ini berarti semakin banyak yang tidak mengetahui atau belum meyakini harus menjawab.

Bisa juga disebabkan kian banyak responden yang merahasiakan pilihannya karena khawatir atau takut.

Apabila kemungkinan pertama yang terjadi, tugas para kandidat dan tim kampanye untuk lebih meyakinkan pemilih bahwa pasangan capres-cawapres merekalah yang paling memberikan harapan lebih baik dan layak dipilih.

Halaman 
Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment