Dr. Saud bergabung dengan proyek Qatar 2022 pada 2009, setelah The Supreme Committee for Delivery and Legacy menghubungi Universitas Qatar, tempat ia bekerja. Dr. Saud yang juga dijuluki sebagai 'Dr. Cool' terinspirasi oleh studi PhD-nya tentang AC pada mobil. Ia pun mengusung konsep serupa untuk diterapkan di stadion dengan skala lebih besar, melansir situs FIFA.
Bukan hanya mendinginkan, AC pada tujuh dari delapan stadion yang digunakan untuk bertanding di Piala Dunia ini, pun mampu membersihkan udara. Dr. Saud mengklaim bahwa yang mempunyai alergi tidak akan memiliki masalah selama menonton pertandingan bola.
Konsep pendingin raksasa ini menggunakan kombinasi isolasi dan alat yang disebut Dr. Saud sebagai 'targeted or spot cooling'.
Inovasi tersebut memungkinkan pendingin hanya berada di tempat orang berada.
Jika digambarkan, di area penonton dan pemain seperti ada gelembung dingin. Adapun stadion bertindak sebagai penghalang agar dingin yang dihasilkan tidak menguar keluar.
Sistem ini memungkinkan udara dingin masuk melalui panggangan di tribun dan nosel besar yang ada di lapangan. Selanjutnya, udara yang didinginkan ditarik kembali untuk disaring, baru kemudian didorong ke area lapangan.
"Hal terpenting untuk mendinginkan secara efektif adalah Anda tidak ingin angin luar masuk ke stadion. Itu sebabnya ukuran dan desain stadion harus dipelajari dan diubah sesuai sehingga menghalangi udara hangat masuk. Stadion." jelas Dr. Saud pada situs FIFA.