POPNEWS.ID - Metaverse yang tengah ramai dibicarakan tak hanya diincar perusahaan bisnis. Negara-negara di dunia pun tengah merancang struktur wilayah sendiri di metaverse.
Negara itu adalah, seperti dikutip dari Kata Data, Korea Selatan. Kini Negeri Ginseng itu tengah memulai proyek metaverse.
Seorang pejabat Kementerian Sains dan TIK Korea Selatan telah mengungkapkan bawah pemerintahnya berharap berperan dalam industri metaverse.
Anggaran yang dikeluarkan pun mencapai 604,4 triliun won pada 2022. Tambahan biaya juga dikeluarkan Korea Selatan sebesar 9,3 triliun won untuk mempercepat transformasi digital serta mewujudkan industri baru seperti metaverse.
Negara lain adalah Barbados yang tengah mengembangkan metaverse. Sama dengan Korea Selatan, Barbados telah mendirikan kedutaan sendiri di metaverse dengan resmi.
Menurut duta besar Barbados untuk Uni Emirat Arab, H.E. Gabriel Abed, Barbados akan meluaskan dengan awal untuk membangun struktur. Barbados juga membeli tanah digital di berbagai dunia virtual.
"Barbados menyelesaikan perjanjian dengan “Somnium Space, SuperWorld, dan platform Metaverse lainnya," demikian keterangan dilansir dari CoinDesk.
Indonesia juga mempersiapkan langkah yang sama. Peluang terbuka ketika Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) menganggap kalangan milenial kini sudah hidup di dunia maya atau metaverse.
Bahkan, IA ITB merencanakan untuk membangun Ibu Kota Baru (IKN) di Kalimantan Timur dengan struktur baru melalui metaverse.
"Bukan hal aneh atau baru karena mereka beraktivitas sehari-hari mulai dari bisnis hingga sosial di dunia maya. Itu akan ditawarkan karena di situ ada potensi bisnis, ada potensi ekonomi," ujar Ketua IA ITB Gembong Primadjaja, Sabtu (18/12/2021) dirilis Kompas.
Batas Metaverse
Apakah ada batasan di dalam metaverse mungkin masih menjadi pertanyaan publik. Saat ini para pebisnis besar tengah mengkapling ruang-ruang metaverse untuk kepentingan mereka.
Terbaru adalah Facebook yang merancang dan berupaya mewujudkan metaverse mereka sendiri melalui Meta. Biaya yang dikeluarkan pun mencapai $10 miliar atau Rp140 triliun. Uang itu digunakan untuk membangun metaverse melalui Facebook Reality Labs seperti dilaporkan The Verge.
Facebook bukan sebuah negara. Tapi hingga Jumat, 10 September 2021, pengguna Facebook aktif bulanan lebih dari 2,85 miliar seperti dilaporkan Statista. Di tahun 2020, jumlah pengguna aktif 2,7 miliar. Pendapatan Facebook kala itu US$18,7 miliar.
Menurut CEO dan Co-founder CIAS, Dr. Indrawan Nugroho, pengguna Facebook identik dengan penduduk sebuah negara. Bedanya pengguna Facebook tak memiliki batas untuk menggunakan metaverse di dalamnya. Sementara penduduk negara dibatasi demografi.
"Metaverse dianggap Libertarian Utopia yang memungkinkan setiap orang bertindak dan melakukan aktivitas ekonomi tanpa adanya intervensi dan manipulasi dari pemerintah," demikian ujar Dr. Indrawan Nugroho melalui akun Youtubenya. (Redaksi)