POPNEWS.ID - Para pebisnis dan perusahaan besar sedang mengincar keuntungan dari metaverse. Mereka terdiri dari perusahaan yang berbasis teknologi siber.
Sebut saja Facebook yang baru saja rebranding menjadi Meta. Untuk ikut serta dalam mewujudkan metaverse, Facebook telah berinvestasi dalam jumlah besar.
Menurut laporan divisi metaverse Facebook, tahun 2021 Facebook mengeluarkan hampir $10 miliar setara dengan Rp140 triliun. Jumlah uang sebesar itu untuk membangun metaverse melalui Facebook Reality Labs seperti dilaporkan The Verge.
“Kami berkomitmen untuk mewujudkan visi jangka panjang ini. Kami berharap dapat meningkatkan investasi kami untuk beberapa tahun ke depan,” tulis perusahaan dalam rilis pendapatan kuartal ketiga (25/10/2021).
Facebook melihat Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) sebagai inti dari “generasi berikutnya dari pengalaman sosial online.”
Dalam terminologi Facebook, metaverse berarti seperangkat ruang virtual yang dapat diciptakan manusia dan dijelajahi bersama orang lain tetapi dalam ruang fisik yang berbeda satu sama lain.
CEO Corporate Innovation Asia atau CIAS, Dr. Indrawan Nugroho, mencontohkan metaverse seperti dunia dalam game virtual "Fornite" dan Roblox. Kedua permainan itu dikenal luas oleh gamers.
"Metaverse seperti Roblox. Anda memainkan avatar yang Anda ciptakan untuk hidup dan berinteraksi dengan avatar lain dalam sebuah dunia virtual. Tapi bedanya Roblox memainkan dengan layar digit, metaverse dimainkan dengan perangkat virtual reality yang membuat Anda benar-benar merasa ada dalam dunia virtual," ujar Dr. Indrawan Nugroho baru-baru ini melalui akun Youtube pribadinya.
Di dalam metaverse diprediksi akan terbangun sebuah kota atau peradaban untuk kehidupan manusia. Dr. Indrawan Nugroho menyebutkan meskipun maya, metaverse tetap bersifat realtime dan permanent.
Berbagai pengalaman seperti yang terjadi di dunia bisa dirasakan di metaverse. Mulai dari bersosialisasi, berbisnis, hingga bekerja. Setiap orang bahkan akan memiliki hak atas apa yang dikerjakannya.
Dunia pun gencar membicarakan metaverse setelah tersiarnya kabar itu. Beberapa perusahaan bahkan diketahui telah melakukan ujicoba dan cara-cara baru untuk mengembangkan dunia virtual dan mengeruk keuntungan dari metaverse.
"Ekonomi metaverse dalam dunia yang tidak terbatas, kekayaan pun menjadi tidak terbatas. Dalam metaverse, Anda bisa membeli atau menyewa tanah dan membangun di atasnya dan membangun apapun di atasnya. Atau membangun mall dan menarik komisi dari mall Anda atau memasang billboard dan menyewakan space iklan di dinding virtual Anda," ujar Dr. Indrawan Nugroho.
Perusahaan yang merintis metaverse selain Facebook antara lain:
1. Google
Google akan memulai Metaverse dengan mengembangkan produk Google Glass. Pada 2021 ini, Google telah mengembangkan perangkat VR dan AR melalui project Starline.
2. Binance
Binance menjadi perusahaan yang dapat mendukung transaksi finansial dalam Metaverse seperti Binance NFT Marketplace yang berguna untuk memperdagangkan asset NFT dari berbagai blockchain.
3. Microsoft
Microsoft membangun Metaverse melalui Mesh for Teams. Aplikasi ini digunakan untuk presentasi, rapat, interaksi dengan avatar. Dengan aplikasi ini, setiap orang rapat tidak harus bertatap muka.
4. Epic Games
Epic Games adalah perusahaan aplikasi game yang akan membangun Metaverse. Dana yang akan dikeluarkan Epic Games untuk metaverse sebesar 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14,3 triliun.
Salah satu game dari Epic Games yang telah menggunakan Metaverse berbasis VR, AR dan 3D adalah Fortnite dengan akun 350 juta.
5. Tencent
Dua aplikasi milik Tencent adalah WeChat dan Tencent QQ. Tencent mendorong terwujudnya Metaverse. Tencent QQ bekerja dalam sektor e-commerce, film, musik, voice chat dan gaming. Aplikasi WeChat antara lain mengoperasikan sistem transaksi mobile online.
6. Apple
Apple akan mengeluarkan produk teknologi bersifat augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) tahun 2022. Perangkat AR dan VR Apple disebut-sebut menyerupai Oculus Quest kepunyaan Meta.
7. Alibaba
Pemain e-commerce Alibaba asal Cina mendaftarkan merek dagang aplikasi terkait metaverse. Qichacha melaporkan aplikasi yang didaftarkan Alibaba antara lain Ali Metaverse, Taobao Metaverse, dan DingDing Metaverse.
8. ByteDance
ByteDance adalah induk dari aplikasi TikTok. Perusahaan dari China ini merencanakan membangun metaverse.
Langkah pertama ByteDance adalah mengakuisisi startup VR Pico Interactive. Dari informasi South China Morning Post (SCMP), nilai akuisisi Pico Interactive 5 miliar yuan atau setara Rp11 triliun.
9. WIR Group
Di Indonesia, ada juga perusahaan yang membangun metaverse. Perusahaan itu adalah We Indonesians Rock, Rise and Rule (WIR Group). Perusahaan ini berdiri sejak 10 tahun lalu.
Programing dan teknologi inovatif augmented reality (AR) adalah beberapa produk teknologi mereka yang telah dikirim ke 20 negara dunia. Majalah Forbes mencatatkan WIR Group ke dalam daftar Metaverse Companies to Watch in 2022. (Redaksi)