Minggu, 6 Oktober 2024

Masuk 2023, Diprediksi Lebih Banyak Orang Dewasa Stres Dibandingkan Tahun Sebelumnya

Selasa, 3 Januari 2023 16:40

ILUSTRASI - Ilustrasi lelaki sedang bekerja dan melihat laptop/ Foto: Unsplash

POPNEWS.ID - Masuk tahun 2023, beberapa hal diperkirakan akan terjadi, termasuk di antaranya adalah resesi

Kondisi yang negatif itu sudah mulai didengungkan sejak 2022 lalu, sehingga timbul adanya kekhawatiran. 

Tidak heran, jika harapan yang tadinya terbangun kemudian pupus sehingga membuat orang menjadi frustrasi dan stres. Sebuah survei yang dilakukan pada orang dewasa di Amerika Serikat menunjukkan orang dewasa bakal lebih stres di 2023 dibanding tahun sebelumnya.

Jajak pendapat dilakukan oleh Health Minds dari American Psychiatric Association (APA) yang mensurvei lebih dari 2.200 orang dewasa AS pada 7 dan 8 Desember 2022.

Kemudian, angka ini dibandingkan dengan jajak pendapat serupa yang sudah dilakukan pada Desember 2021. Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 26 persen responden melaporkan kalau mereka memperkirakan akan mengalami lebih banyak stres di 2023, naik dari 20 persen di tahun sebelumnya.

"Dan sekitar 37% orang dewasa menilai kesehatan mental mereka cukup atau buruk bulan ini (Desember), naik dari 31% tahun lalu," ungkap laporan survei yang diterbitkan di NBC News.

Survei ini juga mencatat bahwa akan lebih banyak orang dewasa yang mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan mental mereka, misalnya dengan membuat jurnal atau pergi ke terapi.

"Pesan intinya sangat positif bahwa semakin banyak orang dewasa yang mau membicarakan soal kesehatan mental mereka," kata Presiden APA, Dr. Rebecca Brendel.

ILUSTRASI - Ilustrasi wanita sedang dalam tekanan pekerjaan/ Foto: Unsplash

 

Lantas, apa yang membuat orang dewasa berpikir bahwa mereka bakal lebih stres di 2023?

1. Keuangan pribadi

2. Ketidakpastian

3. Kesehatan fisik

4. Kesehatan mental

5. Hubungan dengan keluarga dan teman

6. Keamanan kerja

Secara garis besar, Lindsey McKernan, seorang profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Tennessee, menyatakan bahwa 'kelelahan kolektif' akibat pandemi menjadi faktor dasarnya. "Virus Covid-19, ketidakpastian geopolitik, dan ketakutan yang terus berlanjut tentang resesi membuat orang lebih stres," kata Prof Mckernan.

"Karena pikiran tersebut, tubuh menjadi lelah dan karena kelelahan tubuh menjadi lebih rentan stres," tambahnya.

National Alliance on Mental Illness menerangkan bahwa tanda umum seseorang stres itu antara lain sulit tidur, perubahan nafsu makan, perubahan suasana hati, dan sulit berkonsentrasi.

(redaksi)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment