POPNEWS.ID -- Pemilihan presiden (Pilpres) akan berlangsung pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang. Sementara pemilihan kepala daerah (Pilkada) akan diselenggarakan pada pada 27 November 2024.
Jelang digelarnya pesta demokrasi lima tahunan ini, Mantan Gubernur Kaltim periode 2018-2023 Isran Noor kerap kali melakukan manuver politik.
Di tahun lalu, berulang kali Isran Noor melatih kepiawaian politiknya untuk bermanuver.
Manuver politik Isran Noor mirip langkah bidak kuda catur yang meloncat-loncat dan tidak mengikuti garis kebijakan partai yang dipimpinnya yakni NasDem.
Bahkan pada akhirnya resmi hengkang dari Partai NasDem Kaltim dan meletakkan jabatan Ketua DPW periode 2019-2024.
Isran Noor melayangkan surat pada ke DPP Partai NasDem per Jumat, 10 November 2023, atau jelang sehari peringatan HUT ke-12 partai tersebut.
Pria yang kerap melontarkan kalimat "Sejak kuda makan tembaga sampai kuda makan mentega" ini diduga kuat keluar dari Partai yang didirikan Surya Paloh lantaran tak sepaham terkait pencalonan Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Nyatanya memang, dugaan ini benar. Karena Isran Noor ingin keberlangsungan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kaltim terus dilanjutkan.
Isran Noor baru-baru ini menjelang Pilpres 2024 terhitung 20 hari lagi, muncul ke publik di acara LPADKT–KU di Desa Adat Budaya Pampang Samarinda menyatakan terbuka mendukung pasangan Prabowo-Gibran.
Politikus gaek Bumi Etam ini juga tak ragu lagi mengajak masyarakat, serta memberi simbol dua pada jemari tangannya melambangkan bahwa ia teguh pada pendiriannya.
Sebelumnya, ia bertemu petinggi Partai Golkar dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jakarta.
Pertemuan dengan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep dan Sekjen PSI Raja Juli Antoni ia menegaskan bahwa hanya mengobrol biasa saja.
Begitu juga dengan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo.
Soal tawar-menawar dengan partai lain yang ingin meminangnya, mantan Politikus NasDem ini enggan menjawab.
Sebaliknya, ia meminta agar simpatisan Prabowo-Gibran memenangkan paslon ini dengan satu putaran.
Yang artinya, Isran Noor secara penuh mendukung Prabowo-Gibran agar menang di Pilpres 2024 mendatang.
"Itu rahasia juga, tidak usah, urusan pribadi tawar menawar. Yang penting bagaimana kita menyukseskan Prabowo-Gibran satu putaran," kata Isran Noor.
Menurut Pengamat politik yang juga dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman (Unmul) Budiman mengatakan, manuver Isran Noor keluar dari 'gerbong perubahan' koalisi Nasdem, PKB dan PKS karena tidak sepaham.
"Kemungkinan mundurnya (Isran Noor) berkaitan dengan Pilpres, Ibu Kota Nusantara (IKN), dan alasan pada surat pengundurannya (kesibukan di luar kepartaian)," sebut Budiman, Jumat (26/1/2024).
Pertemuan Isran Noor dengan petinggi partai di Jakarta mengisyaratkan banyak dugaan terkait langkahnya di 2024.
Bertemu Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama dengan petinggi Partai Golongan Golkar, misalnya.
Berbagai dugaan soal manuver politik Isran Noor dari pertemuan itu bisa muncul.
Tetapi Budiman tak dapat memastikan dugaan mana yang benar, melatarbelakangi pertemuan antar politisikus senior ini.
"Banyak dugaan yang bisa diindikasikan, tapi tidak tahu awal mula pertemuannya itu apakah pak Isran diminta untuk menemui atau justru sebaliknya kan," ungkapnya.
Jika awal pertemuan karena Isran Noor diminta untuk menemui petinggi partai berlambag Pohon Beringin tersebut, tentu bukan hanya membahas soal pemenangan Pilpres di Kaltim.
Budiman menilai dapat diindikasikan mantan Gubernur Kaltim ini bisa jadi kandidat pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) November 2024 mendatang.
"Meski, dalam pertemuan tersebut tidak ada pejabat pemegang keputusan, tapi bisa diduga mereka bisa memberikan rekomendasi untuk diajukan kepada pimpinan partai," kata Budiman.
Sementara, awal pertemuan justru sebaliknya jika Isran Noor yang meminta bertemu.
Tentunya Isran ingin meminta restu Golkar agar menjadi perahu politik di Pilgub Kaltim.
Namun demikian, lanjut Budiman, kondisi politik masih sangat dinamis, hal apapun dengan jalinan kerja sama bisa saja terjadi untuk menciptakan keuntungan dalan mencapai tujuan.
"Kalau pak Isran yang meminta bertemu bisa jadi beliau yang meminta supaya Golkar bisa jadi perahunya untuk Pilgub Kaltim, beragam faktornya," sambung Budiman.
(*)