POPNEWS.ID - Carlos Raul Scuciatti seorang pemain bola asal Argentina yang telah memeluk agama Islam.
Dia pernah bermain di tim sepakbola tanah air, Persijap Jepara.
Saat ini, Carlos kembali dibicarakan. Terutama karena kisah inspiratifnya karena memutuskan memeluk agama Islam atau mualaf.
Pria kelahiran 7 Januari 1986 di Buenos Aires, Argentina ini telah meneguhkan diri menjadi seorang muslim.
Untuk memperdalam Islam, ia bahkan rela ikut mondok di sebuah pondok pesantren di Kalimantan.
Tepatnya di Pondok Pesantren Assalam Arya Kemuning, Desa Intu Lingau Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur bagian barat.
Wilayah ini berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Tengah.
Kisah Carlos sebelum mualaf
Perjalanan panjang Carlos Raul Scuciatti sebelum memeluk agama Islam, dia adalah seorang pemain sepak bola.
Carlos Raul Scuciatti adalah pemain sepak bola asal Argentina. Dia sengaja datang ke Indonesia untuk berkiprah di Liga Indonesia pada 2008 silam.
Saat tiba di Indonesia, dia bergabung dengan Persijap Jepara.
Karirnya di sepak bola Liga Indonesia memberikan kesan positif bagi klub-klub Tanah Air.
Namun, karir Carlos Raul Scuciatti juga tidak mentereng. Carlos Raul Scuciatti pernah ditolak Persiba Balikpapan lalu jadi model iklan Traveloka.
Dia diketahui pernah bergabung di dua klub Argentina.
Keduanya adalah klub Independiente dan Academia.
Kemudian dia banyak bergabung dengan klub-klub Indonesia.
Beberapa klub Indonesia yang pernah dibela Carlos adalah Persela Lamongan, Mitra Kukar, Persidafon Dafonsoro, Pro Duta, dan PSLS Lhokseumawe.
Di awal tahun 2014, Carlos bersyahadat lalu menjadi seorang pemeluk agama Islam saat bulan Ramadan tahun itu.
Lalu dia mengganti namanya menjadi Muhammad Carlos Raul.
Dia menjadi mualaf dan memperdalam agama Islam di sebuah Ponpes di Kalimantan.
Carli, sapaan akrab Carlos dari publik sepak bola Jepara kemudian menikahi wanita Indonesia bernama Esti Puji Lestari.
Esti diketahui seorang perempuan yang pernah menjadi General Manager atau Presiden Klub Persijap Jepara beberapa waktu lalu.
Esti juga dikenal sebagai seorang pengusaha interior yang membuka bisnis di Jakarta.
Esti Puji Lestari juga merupakan seorang pemeluk Islam taat.
Pengalaman di Ponpes Assalam Kubar
Dari keterangan resmi Pondok Pesantren Assalam Arya Kemuning Barong Tongkok, Kubar, Pondok Pesantren Assalam Arya Kemuning dipimpin KH. Arief Heri Setyawan saat Carli mualaf.
Carli diketahui beberapa lama menetap dengan para santri Ponpes Assalam.
Dia tinggal sementara dan diangkat dalam program televisi "Hijrah" stasiun TV Trans7.
Di sana dia beraktivitas sebagaimana warga ponpes dalam kegiatan sehari-hari.
Antara lain berdakwah dan syiar Islam ke wilayah pedalaman. Juga Carli belajar membaca al’quran dan melihat proses dan membantu persiapan memasak warga ponpes.
"Juga bermain bola api," demikian keterangan resmi dari pihak ponpes di situs resminya.
Carli juga merasakan panen padi bersama warga muallaf dari suku Dayak.
"Sesuatu hal yang memang diidamkan Carlos mencari makna hidup ditempat yang tak biasa, mengenal islam bukan dalam selimut metropolitan tetapi di belantara hutan Indonesia, jauh dari gemerlap ibukota," demikian keterangan lanjutannya.
Menurut pernyataan Ponpes Assalam, Carlos memilih belajar di Ponpes mereka, karena memang ingin mendalami Islam lebih jauh lagi.
KH Arief Heri Setyawan Pimpinan Ponpes Assalam Arya Kemuning menyatakan bahwa Carlos ingin bisa mempelajari Al-Qur’an.
“Carlos merasa terpanggil untuk mempelajari Islam. Ia merasa bahwa Ponpes Asslam adalah tempat yang cocok untuknya mempelajari membaca Al-Qur’an denga baik dan benar,” demikian dikatakan Kiai Arief di situs resmi Ponpes Assalam.
Perjalanan Carli ke Indonesia berawal dari kecintaan saya terhadap sepak bola.
"Tahun 2008 saya meninggalkan negeri saya untuk bermain di Indonesia," kata Carli, di tahun 2015, kepada Liputan6.
Kesulitan belajar membaca Al-Quran
Memulai belajar agama Islam bukan berarti jalan mulus bagi Carlos.
Dia memang diakui bersemangat dalam belajar di Ponpes Assalam.
Tapi ada saja kesulitan yang dihadapi mualaf asal Argentina ini.
Antara lain ketika Carlon belajar bahasa Arab dan melafalkannya serta membacan huruf-huruf Al-Quran.
Meskipun kesulitan, Carlos tetap berusaha menguasai bahasa Al-Quran.
Carlos berkata, "Belajar dan membaca rangkaian huruf hijaiyah adalah tantangan besar yang harus saya taklukkan. Sungguh tidak mudah untuk mengeja dan melafalkan tulisan. Dari beberapa santri, saya bisa mengenal kitab suci ini, semoga suatu hari nanti saya dapat membaca Alquran dengan lancar," kata Carlos dikutip dari laman assalamkubar. (Redaksi)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.