Gerobak es dawet ayu ditempatkan persis di antara ruang makan dan ruang keluarga.
Tidak ada harga pasti saat menjual minuman. Buwas berseloroh "Seikhlasnya saja, buat anak. He-he-he."
Untuk mendapat segelas es dawet, tamu diminta menukarkan dengan sebuah koin berukuran besar yang terbuat dari tanah liat.
Beberapa tamu membayar dengan uang asli, beberapa lainnya justru hanya memindahkan koin itu ke dalam sebuah wadah dan mengambil satu gelas untuk segera diminum tanpa membayar sepeserpun.
Hasil 'penjualan' Es Dawet itu sesuai adat Jawa, akan diberikan kepada anak yang akan melangsungkan pernikahan. Sebagai wujud dari berakhirnya tanggung jawab orangtua kepada anak.
Saat menghitung hasil 'penjualannya', Buwas memberikan koin itu kepada Nindy.
"Satu miliar, dua miliar, tiga miliar....Oke, 64 miliar dari Es Dawet. Ha-ha-ha," kata Buwas sambil tertawa lepas.
Awal Pertemuan
asmara antara kedua anak jenderal polisi itu bersemai saat ayah mereka sama-sama tengah dirundung masalah ketika heboh pencalonan Budi Gunawan dicalonkan sebagai Kapolri.
Hal ini diungkap oleh Buwas kendati jawabannya bercampur lelucon kecil ketika ditanya awal perjodohan putrinya dengan putra BG.
Ia menyebut, pernikahan anaknya dengan putra BG karena sering diberitakan oleh awak media saat dia masih menjabat Kabareskrim Polri.
"Itu gara-gara wartawan, waktu saya Kabareskrim dulu sering mengekpos terus," kata Buwas saat dihubungi, Selasa (22/8/2017).