Gus Yahya kemudian menekankan bahwa politik tak lagi jadi kepentingan utama PBNU.
PBNU saat ini lebih bercorak pada organisasi Islam yang turun langsung memberikan perubahan tanpa terafiliasi dengan politik praktis.
Dia menyebut Pemilu 2024 bukan kepentingan utama dan bisa diibaratkan hanya sebatas simbol estafet kepemimpinan di Indonesia.
"Karena yang penting soal politik ini, yang penting kan kita lewat dengan selamat, itu aja yang penting," tuturnya.
"Ini cuma tempat lewatan saja, ini bukan pusat kepentingan kita.
Karena positioning Nahdlatul Ulama sudah bergeser tidak lagi politik," pungkas dia. (*)