Pria kelahiran Bandung, 15 Oktober 1975 itu sudah lama menyiapkan makam untuk dirinya dan keluarga dan akan dimakamkan disana saat ia sudah meninggal dunia.
"Jadi gue akan dimakamkan di situ, gue juga sudah siapin kain kafan, tutup keranda. Alesannya karena engga mau ngerepotin orang. Cuma minta tolong aja nanti mandiin, kafanin, dan makamin,'' jelasnya
Irfan menyadari langkahnya menyiapkan makam keluarga, kain kafan, hingga keranda mayat adalah hal yang aneh dan seram.
"Memang agak seram sih, tapi ya itu kan pasti terjadi. Yang ditanya tinggal untuk apa sepanjang hidup kita ini.
Gue pengin lakuin banyak hal, sehingga di saat itu tiba, sudah banyak yang gue lakukan ke banyak orang," jelasnya.
Irfan Hakim tidak semata-mata mencari pahala yang berarti saat membangun makam keluarga diatas gunung.
"Mudah-mudahan jadi amal jariyah gue juga," ujar Irfan Hakim. (*)