Namun kan, Samarinda ini tidak bisa melakukannya sendiri, jadi masih bergantung dengan provinsi dan nasional", kata Sani.
Sani mencontohkan beberapa faktor yang bisa mempengaruhi tingkat kemiskinan ekstrem di Samarinda, seperti harga BBM, lapangan kerja, dan kondisi ekonomi.
Sani berpendapat bahwa jika ada kebijakan yan menguntungkan secara nasional, maka kemiskinan ekstrem bisa berkurang.
"Kalau harga BBM turun, lapangan kerja banyak, syaratnya mudah, pasti kemiskinan ekstrem bisa turun. Tapi kalau sekarang, saya rasa sulit, Apalagi dengan kondisi kepemimpinan dan keuangan saat ini", ujarnya.
Sani mengakui bahwa Pemkot Samarinda telah berupaya maksimal untuk mencapai target zerpo persen miskin ekstrem. Salah satunya adalah dengan berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos PM) Samarinda untuk membuat program-program penanggulangan kemiskinan.
"Ada memang kami pembahasan program dengan Dinsos PM. Saya lihat sudah mengarah ke penurunan kemiskinan ekstrem, dan saya hargai itu," tuturnya.