POPNEWS.ID - China mengalami fenomena resesi seks.
Hal ini membuat populasi warga China terus menurun.
Bahkan, China menawarkan sejumlah iinsentif agar penduduknya
mau memiliki anak.
Salah satunya daerah China Timur menawarkan pendidikan sekolah gratis untuk anak ketiga dalam sebuah keluarga.
Konsep 'resesi seks' pada dasarnya dipahami sebagai penurunan frekuensi berhubungan seks.
Dalam hal ini, penurunan frekuensi tersebut berkaitan dengan penurunan jumlah anak.
Namun di samping itu, resesi seks bukanlah salah satu-satunya pemicu penurunan angka kelahiran.
Beberapa faktor lainnya berupa pilihan untuk childfree, keberhasilan program keluarga berencana, atau kebijakan perencanaan kehamilan yang menurunkan angka kelahiran di suatu wilayah.
Sebelumnya pada Januari 2016, China melonggarkan kebijakan yang mewajibkan keluarga untuk hanya memiliki satu anak.
Mulai Mei 2021, Tiongkok memperkenalkan kebijakan tiga anak sebagai tanggapan atas penurunan tingkat kelahiran.
Diperkirakan, penurunan tersebut bakal membebani perekonomian negara secara signifikan dalam beberapa dekade mendatang.
Di Weifang, provinsi Shandong, keluarga tidak perlu membayar uang sekolah untuk anak ketiga di sekolah menengah.
Hal itu diatur dalam kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kota pada Selasa (21/3/2023).
Meskipun demikian, aturan baru tersebut justru dinilai kontroversial oleh beberapa pihak lantaran dikhawatirkan bakal merusak kesetaraan pendidikan.
Pemerintah mengungkap, aturan tersebut akan berlaku untuk bayi yang lahir setelah 31 Mei tahun lalu.
China memiliki pendidikan wajib selama sembilan tahun secara gratis, diikuti dengan tiga tahun sekolah menengah berbayar.
Langkah tersebut merupakan bagian dari serangkaian insentif yang diperkenalkan Weifang untuk memicu peningkatan jumlah kelahiran, termasuk asuransi gratis untuk penyakit utama hingga anak ketiga berusia tiga tahun, cuti melahirkan yang diperpanjang, dan subsidi pemerintah untuk warga membeli properti.
Diketahui, mengacu pada data resmi, populasi China menurun untuk pertama kalinya dalam lebih dari enam dekade tahun lalu, turun sekitar 850 ribu orang dari 2021.
Seiring itu, jumlah kelahiran juga turun ke rekor terendah, dengan 6,77 kelahiran per 1.000 orang tahun lalu.
Angka tersebut merupakan yang terendah sejak 1949 ketika Republik Rakyat Tiongkok didirikan. (*)