Meskipun menerima, Presiden mengaku sedih dengan mudahnya orang mengucapkan fitnah dan cacian tersebut.
Ia merasa budaya santun dan budi pekerti luhur mulai hilang dari bangsa Indonesia.
"Kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah. Polusi di wilayah budaya ini sangat melukai keluhuran budi pekerti bangsa Indonesia," katanya.
Tidak hanya dirinya, Jokowi mengatakan mayoritas masyarakat juga kecewa dengan polusi budaya tersebut.
Namun baiknya cacian dan makin tersebut membangunkan nurani bangsa untuk bersatu menjaga moralitas ruang publik.
"Bersatu menjaga mentalitas masyarakat sehingga kita bisa tetap melangkah maju, menjalankan transformasi bangsa. Menuju Indonesia Maju. Menuju Indonesia Emas 2045," katanya. (*)