Dikarenakan ada beberapa tambang yang sudah tidak beroperasi dan ditinggalkan begitu saja tanpa pertanggungjawaban reklamasi.
Walhasil menyebabkan 80 persen air dari wilayah tambang tersebut mengalir ke pemukiman warga.
"Kalau sudah hujan walau sebentar, genangan kemudian terus meluas dan masuk ke daerah Bukuan (pemukiman),” ujar Jasno.
Tak berhenti sampai di situ, kawasan selanjutnya yang disebut serupa berada di Jalan Gotong Royong.
Dimana kawasan itu, lanjut Jasno juga terdapat bekas galian emas hitam yang telah ditinggal tanpa pertanggungjawaban reklamasi.
“Tapi sekarang kondisinya sudah agak membaik, karena sudah dibuatkan saluran drainase. Jadi sudah agak mendingan,” tambahnya.
Dengan banyaknya titik rawan banjir di Kecamatan Palaran, Jasno pun berharap agar Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bisa lebih memberikan perhatiannya dengan pembuatan saluran drainase yang langsung ditembuskan ke aliran besar Sungai Mahakam.
“Sehingga aliran genangan bisa langsung diteruskan ke Sungai Mahakam,” tutup Jasno. (advertorial)