POPNEWS.ID - Pembangunan Segmen 1 Teras Samarinda di kawasan depan Kantor Gubernur Kaltim kini tengah berproses.
Selanjutnya Pemkot Samarinda mulai bergeser untuk menata segmen 2 di kawasan Dermaga Pasar Pagi.
Jumat (25/8/2023 kemarin, Wali Kota Samarinda Andi Harun mendengarkan paparan DED (Detail Engineering Design) dari konsultan perencanaan di gedung Balai Kota.
Usai mendengarkan pemaparan tersebut, Andi Harun mengatakan cakupan kawasan yang akan dibenahi nanti sepanjang 1 kilometer.
Terhitung mulai dari area Tepian Mahakam depan Rumah Dinas Gubernur hingga Trafic Light Masjid Raya Darusallam dan Pelindo.
“Nantinya Dermaga yang baru ini akan terintegrasi dengan bangunan Pasar Pagi dan Masjid Raya Darusallam dengan sarana penghubung melalui jembatan penyeberangan,” ungkapnya.
Hasil paparan dari konsultan sendiri telah merencanakan untuk lingkup pekerjaan mulai dari membangun pedestrian diatas sungai dan jalur hijau eksisting dari depan Rumah Dinas Gubernur hingga Kantor Pos, lalu ada juga pembangunan hub shutle bus dan jembatan penyeberangan dari dermaga menuju pasar pagi, jalur pedestrian darat dari depan Kantor Pos hingga menuju depan Masjid Raya Darusallam (ex pasar buah), ruang hijau serta parkiran dan terakhir pembangunan tiga dermaga terintegrasi untuk kapal wisata, kapal penumpang dan speed boat.
“Hasil perencanaan dari konsultan tadi ditaksir biaya untuk membangun semua ini menelan anggaran sebesar Rp 115,3 Miliar,” jelasnya.
Guna mendapatkan anggaran sebesar itu, Andi Harun menyebut kini coba bangun komunikasi dengan Pemprov Kaltim untuk mendapat suntikan dana melalui bantuan keuangan (Benkeu).
“Saya akan coba membangun komunikasi mulai dari pejabat di lingkungan Pemprov Kaltim dan juga anggota DPRD,” serunya.
Oleh itu, dia juga menginstruksikan kepada Dinas PUPR agar segera berkoordinasi dengan Dinas PU Provinsi Kaltim dan Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk menjadwalkan pertemuan membahas terkait pengerukan sungai di area dermaga.
Menurut Andi Harun, penataan kembali kawasan Dermaga Pasar Pagi ini sebagai langkah percepatan terintegrasi dengan dunia pariwisata khususnya yang berhubungan dengan moda transportasi wisata sungai maupun darat.
Ia tidak memungkiri ide ini sendiri terinspirasi dari Sungai Chao Phraya yang berada di kota Bangkok, Thailand.
Yang mana pemerintah setempat berhasil mengemas sungai tersebut menjadi sebuah destinasi wisata yang digemari para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
“Kalau saya perhatikan warna sungai nya saat siang hari sama aja dengan sungai Mahakam, kelebihannya saat malam hari memang kelihatan lebih menarik karena ditambah cahaya lampu yang terpantul di sungai,” ungkapnya.
Tak itu saja, mantan Wakil Ketua DPRD Kaltim ini juga berencana agar Samarinda bisa memiliki arena permainan Bianglala seperti negara-negara berkembang pada umumnya yang terletak di tepi sungai Mahakam.
Setidaknya wacana ini bisa terwujud dalam tahun depan atau tahun 2025 mendatang.
“Nggak tau kenapa ya, pada umumnya negara-negara berkembang seperti Singapura , Australia pasti punya Bianglala. Permainan ini sudah semacam icon atau landmark bagi negara-negara maju. Saya berkeinginan Samarinda juga punya setidaknya tahun 2025 nanti,” pungkasnya. (*)