Kamis, 21 November 2024

Kabar Trending

Heboh, Nikuba, Mesin Pengubah Air Jadi Bahan Bakar asal Indonesia Dilirik Produsen Supercar Italia

Jumat, 7 Juli 2023 11:29

Aryanto Misel dan alat Nikuba

POPNEWS.ID - Sosok Aryanto Misel, penemu Niku Banyu atau Nikuba, baru-baru ini menjadi perbincangan publik. 

Hal itu setelah beredar kabar bahwa pria 67 tahun itu diundang ke Italia untuk mempresentasikan karyanya. 

Merujuk laman TNI, Nikuba adalah alat yang mampu mengubah air menjadi bahan bakar untuk kendaraan. 

TNI mengeklaim bahwa Nikuba merupakan inovasi antara Aryanto dengan Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kunto Ariew Wibowo. 

Atas temuan itu, Aryanto kemudian diundang untuk mempresentasikan temuannya ke beberapa pabrikan otomotif di Milan, Italia pada 18 Juni 2023. 

"Pangdam III/Slw bersama Bapak Aryanto telah menyiapkan Tim yang terdiri dari Bapak Sumardi Dadang dan Bapak Immanuel Hutapea untuk memenuhi undangan tersebut. Tim diberangkatkan pada Jumat (16/6/2023) dari Jakarta menuju Milan," tulis TNI dalam keterangannya. 

Dilirik Produsen Supercar

Nikuba jadi bahan perbincangan lagi, alat buatan warga Cirebon itu disebut mejeng di Italia

Kepala Penerangan Kodam III Siliwangi Kolonel Inf Adhe Hansen mengklaim pihak Nikuba sudah mengadakan perjanjian kerja sama dengan penyedia sumber energi produsen supercar asal Italia, Ferrari dan Lamborghini.

Nikuba dikabarkan dilirik oleh perusahaan Italia yang menjadi rekanan Ferrari dan Ducati.

Cara Kerja Nikuba

Aryanto Misel menjelaskan Nikuba memiliki fungsi untuk memisahkan antara hidrogen (H2) dan oksigen (O2) yang terkandung di dalam air (H2O) melalui proses elektrolisis. Adapun air yang digunakan adalah air yang sudah tidak memiliki kandungan logam berat.

Hidrogen yang telah dihasilkan melalui proses elektrolisis itulah yang kemudian dialirkan ke ruang pembakaran mesin kendaraan sebagai bahan bakar. 

Sementara oksigennya, menurut Aryanto, akan kembali dielektrolisis menjadi Hidrogen dan dialirkan lagi ke ruang pembakaran mesin. 

Untuk bisa menghasilkan hidrogen, tetap dibutuhkan katalis. Katalis itu juga dibuat sendiri oleh Aryanto.

"Katalis yang saya gunakan ini, buatan saya sendiri, hasil jerih payah saya untuk menemukan katalis yang tidak ada di pasaran. 

Katalis yang saya buat ini organik," kata Aryanto.

Nikuba sudah dipasang pada 31 kendaraan dinas milik TNI. Sebanyak 30 unit dipasang di kendaraan dinas milik TNI dari Kodam III/Siliwangi.

Sementara satu unit lagi dipasang di kendaraan dinas milik anggota TNI dari Koramil Lemahabang, Serda Muhammad Sutami.

BRIN Perlu Riset Sains

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko mengatakan sudah mengirim tim untuk memeriksa Nikuba

Hasilnya, tim masih memerlukan riset lanjutan terkait cara kerja Nikuba.

Dia mengatakan BRIN pada prinsipnya mendukung inovasi yang dilakukan oleh Aryanto Misel

Penemu Nikuba itu bisa menggunakan fasilitas riset dan pengembangan yang dimiliki oleh BRIN, sehingga temuannya bisa dibuktikan secara ilmiah.

"Nikuba sudah kita ketahui sejak tahun lalu dan kami sudah mengirim tim ke sana untuk melihat itu, dari asesmen tim perlu ada riset lanjutan," kata Laksana Tri Handoko, Rabu (5/7/2023).

"Itu salah satu yang sedang kita ajak supaya bisa dibuktikan secara sainstifik. 

Itu dulu yang nomor satu, sehingga kalau ada penyempurnaan ya kita sempurnakan bersama-sama karena Nikuba itukan basically hidrogen, bahan bakar berbasis hidrogen. Memang banyak penemuan dan sebagainya," sambungnya lagi.

Dia lanjutkan secara umum BRIN mendukung periset di Indonesia. 

Baik dari kalangan akademisi, komunitas, maupun personal seperti penemu Nikuba.

"Secara prinsip setelah ada BRIN semua fasilitas kita sediakan untuk seluruh komunitas periset Tanah Air, baik itu di kampus termasuk juga komunitas atau individu seperti yang men-develop Nikuba itu." kata dia.

"Kalau di sains kita harus berhati-hati, kita lihat bersama-sama kita lakukan pengembangan sampai terbukti secara sainstifik di komunitas ilmiah. Tapi kita dukung," sambungnya.

Masih Perlu BBM

Ahli Konversi Energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri, buka suara soal Nikuba. Dia menjelaskan teknologi pengubah air menjadi hidrogen untuk bahan bakar kendaraan bermotor sejatinya merupakan teknologi lama.

"Itu (teknologi) sudah lama banget. Coba lihat saja di (situs jual beli) Tokopedia, tulis 'Joko Energy', keluar semua alatnya itu. Jadi yang ngembangin udah banyak. Termasuk (tutorialnya) di Youtube, juga udah banyak banget," kata pria yang akrab disapa Yus.

Yus mengungkapkan teknologi seperti itu sudah dikembangkan sejak 1960-an, karena sudah banyak orang yang mengenal konsep elektrolisa air. Sekadar diketahui, elektrolisa air merupakan penguraian senyawa air (H2O) menjadi oksigen (O2) dan hidrogen (H2) dengan menggunakan arus listrik yang melalui air tersebut.

Yus juga mengatakan teknologi tersebut tak sepenuhnya bisa menggantikan bensin. Dia menjelaskan untuk bisa menggunakan air sebagai bahan bakar pengganti tidak hanya dibutuhkan aki, tapi tetap membutuhkan bensin. Jika memakai air saja untuk proses ini, hal itu tidak akan cukup.

"Lama-lama aki bisa tekor karena secara keseimbangan energi tidak cukup. Lebih besar untuk memproduksi daripada yang berguna. Jadi tak hanya butuh aki, tapi juga tetap butuh bensin," tambahnya.

Bisa Hemat BBM Hingga 20 Persen

Profesor riset BRIN Eniya Listiani Dewi, dia mengatakan bahwa Nikuba tidak bisa sepenuhnya menggantikan BBM dengan air. 

Meski begitu, dengan Nikuba penggunaan BBM bisa lebih efisien sekitar 3-20%. Meski sepeda motor tersemat Nikuba, Eniya menegaskan, kendaraan masih tetap menggunakan atau membutuhkan BBM.

"Kalau prediksi kita kan dimasukkan ke ruang pembakaran dan menyempurnakan piston di sepeda motor itu. Dari situ intinya bahwa BBM masih dipakai, jadi bukan pengganti BBM. 

Tetapi dia menyempurnakan pembakaran di ruang bakarnya, nah itu yang bisa saya jelaskan soal temuan itu," tutur Eniya. (*)

 

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment