Kamis, 2 Mei 2024

Fakta-Fakta "Pandawa Lima", Album Terbaik Dewa 19 Yang Kini Berusia 25 Tahun

Rabu, 26 Januari 2022 9:6

Pita kaset album "Pandawa Lima" Dewa 19 (Foto" Capture)

Nama lengkap putra sineas Sjumandjaja dan maestro balet Farida Oetojo ini adalah Sri Aksana Sjuman.

Aksan merupakan sarjana musik dari Folkwang Hochschule, Jerman. Dia memiliki jejak dalam dunia rekaman dan musik Tanah Air.

Dia pernah terlibat dalam penggarapan album V milik KLa Project bersama Rere. Aksan juga diketahui memiliki kemampuan kustomisasi instrumen musik dan berwajah rupawan.

Ada tiga drummer Dewa 19 sebelum Aksan. Pertama adalah Wawan Juniarso. Kemudian digantikan Rere Reza (Grassrock, ADA Band, Blackout), dan Ronal Fristianto (GIGI, dr.pm, Evo).

Peran Aksan di "Pandawa Lima"

Masuknya Wong Aksan mewarnai referensi musik Dewa 19 di album "Pandawa Lima". Referensi anggota Dewa 19 dapat porsi yang layak.

Termasuk porsi referensi musik jazz Aksan hadir lewat ketukan-ketukannya yang tak tertebak. Hal itu tertuang misalnya dalam track minimalis “Sebelum Kau Terlelap”.

Peran Aksan terutama adalah mengisi part drum dengan rancangan perkakasnya sendiri. Aksan juga membangun konstruksi musik dalam aransemen hits single “Kirana”.

Hasilnya, lagu "Kirana" yang monoton menjadi dinamis dan memiliki ciri khas unik yang sangat sulit untuk dilupakan para pendengarnya.

Lagu "Kirana" Hit Single yang terlambat lahir

Lagu “Kirana” menjadi bagian tak terpisahkan dari album "Pandawa Lima". Lagu ini terbit sebagai single mengiringi album "Pandawa Lima"

Faktanya adalah "Kirana" telah diciptakan oleh mendiang Erwin Prasetya sejak tahun 1993. Idenya berasal dari album-album Sting. Saat itu, Dhani belum menemukan formula aransemen yang cocok untuk lagu "Kirana".

Tanggal 7 Januari 1997, lagu “Kirana” bertengger di chart majalah Hai. Untuk pertama kalinya, Dewa 19 menghasilkan penjualan ratusan ribu keping dalam hitungan bulan untuk album yang bahkan diragukan oleh label rekamannya sendiri.

Referensi drum dan beat "Kirana"

Dalam sebuah wawancara, Aksan mengungkapkan referensi "Kirana" berawal dari band Toto. Tetapi Dhani membawa album Zooropa milik U2 ke studio.

“Dhani minta referensi ke situ, ke lagu “Babyface”,” kata Aksan.

Dirinya mengaku sempat kesulitan dengan basis musik jazz yang menjadi pondasi permainannya selama ini. Permainan "kaku" itu membuat sulit dicapai.

Aksan mencoba untuk bermain dengan perasaan juga menahan emosi dalam set drum yang hanya terdiri dari bass drum, snare, hi-hat, dan sebuah crash cymbal.

“Konsepnya adalah perubahan feeling.” Aksan mengaku bahwa dia bermain sengaja dengan kaku tanpa banyak pulasan dalam lagu "Kirana".

Kisah rekaman "Kirana"

“Kirana” memiliki rekam jejak dari Jakarta, tempat basic track direkam di Gins Studio. Rekaman "Kirana" lalu sampai Essen, Jerman, tepatnya di Basement Studio milik kawan Aksan, Wolf Arndt.

"Kirana" lalu direkam di On Studio, Bandung. Di studio milik Doel Sumbang itu, Dewa 19 hanya memiliki sedikit PR untuk menyelesaikan “Kirana” bersama kesepuluh track lain.

Keputusan Dhani waktu itu memutuskan untuk melakukan take ulang nyaris seluruh bagian di “Kirana”. Dhani merasa ada salah kunci setelah ada masukan dari pimpinan Aquarius Musikindo, Pak Ook (Johannes Soerjoko).

Akibatnya, Ari Lasso harus menempuh perjalanan kereta api dari Jakarta hanya untuk merekam ulang vokal di lagu "Kirana".

Tetapi take ulang itu yang membuat sejarah. Ide memasukkan solo gitar muncul sekitar 15 detik dan dibagi menjadi dua bagian.

Andra yang tak membawa perkakasnya, memutuskan melakukan take ulang sedapatnya dengan gitar bersenar karatan yang ada di studio.

Termasuk menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mendapatkan sound menggerung pada intro yang ikonik itu.

Halaman 
Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
POPentertainment