Jumat, 22 November 2024

Berita Nasional Hari Ini

Bocoran Sahroni, Ada Para "Dewa" yang Ingin Anies Gagal di Pilkada Jakarta 2024

Sabtu, 27 Juli 2024 17:8

BERFOTO - Ahmad Sahroni, Ketua Pelaksana Formula E/ IG @ahmadsahroni88

POPNEWS.ID - Terdapat beberapa "Dewa" yang coba mengatur Pilkada Jakarta 2024.

Konon, para Dewa ini ingin menghalangi Anies Baswedan kembali ke kursi Jakarta 01.

Sejauh ini, baru Anies Baswedan yang resmi mengantongi dukungan dari dua partai politik yakni Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Nasdem. 

Sementara, nama populer lainnya seperti Ridwan Kamil, Basuki Tjahaja Purnama, Kaesang Pangarep, dan Jusuf Hamka belum mendapat kepastian. 

Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni mengatakan ada "dewa-dewa" di Republik Indonesia (RI) yang akan menentukan sosok calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Jakarta 2024

Menurut Sahroni, keberadaan para "dewa" tersebut membuat nama-nama yang akan maju pada Pilkada Jakarta sulit diprediksi oleh para pengamat politik. 

"Ini kan masih sangat dinamis, Jakarta agak sedikit unik. Karena ini tidak mudah dan tidak bisa ditafsirkan oleh para pengamat-pengamat itu. 

Yang hanya tahu adalah para dewa-dewa yang ada di Republik ini," ujar Sahroni di Nasdem Tower, Jakarta, Kamis (25/7/2024).

"Nah in the end, kapan akan terjadi keputusannya, siapa dengan siapanya, itu nanti pada waktunya nanti teman-teman akan tahu," ujar dia melanjutkan. 

Sahroni menjelaskan, sulit untuk memprediksi berapa poros yang akan maju di Jakarta. 

Dia kembali mengungkit peran para dewa ini dalam menentukan jumlah poros dan sosok yang boleh maju di Jakarta. 

"Selama fleksibilitas dinamisnya politik di Jakarta itu ditentukan oleh para 'dewa-dewa' yang ada di republik ini, gue enggak bisa simpulkan, tetapi para dewa-dewa itulah yang akan mengambil keputusan," jelas Sahroni.

Dewa Ingin Jegal Anies Baswedan

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menduga dewa-dewa yang dimaksud oleh Sahroni adalah  adalah para elite partai yang saat ini sedang berkuasa. 

Adi mengingatkan bahwa pencalonan kepala daerah hanya bisa dilakukan oleh elite partai, bukan orang lain. 

"Saya kira secara umum yang disebut dengan dewa-dewa politik itu tentu adalah elite-elite partai. 

Karena konfigurasi terkait dengan pencalonan gubernur dan kepala daerah yang bisa memutuskan adalah elite partai," ujar Adi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/7/2024). 

Adi pun menilai, dewa-dewa yang dimaksud oleh Sahroni bukanlah elite partai dari para pendukung Anies Baswedan, melainkan para elite yang ada di lingkaran kekuasaan pemerintah. 

Menurut Adi, elite-elite partai itu bertugas untuk melobi para pendukung Anies untuk membatalkan dukungannya ke Anies.

Ia mengingatkan, elite-elite partai punya kemammpuan untu mengendalikan, mengorkestrasi, dan mengatur bagaimana konstelasi politik terkait pencalonan di Pilkada Jakarta. 

"Tentu pernyataan Ahmad Sahroni ini ada kaitannya dengan soal kemungkinan, bagaimana partai-partai pengusung Anies terus dilobi supaya mereka itu batalkan dukungannya ke Anies. 

Saya kira di situ konteksnya," kata Adi. 

"Siapa mereka yang mampu melakukan supaya partai pendukung Anies khususnya PKS dan Nasdem ini tidak terus mendukung Anies? 

Ya bagi saya, yang melihat dari jauh, mungkin elite-elite partai yang saat ini punya kekuasaan besar. 

Yang bisa meyakinkan dan bisa melobi supaya PKS atau Nasdem batalkan dukungan politiknya ke Anies," imbuh Adi. 

Sementara itu,  Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai dewa-dewa yang dimaksud Sahroni adalah para kingmaker, yakni dari Presiden Joko Widodo, presiden terpilih Prabowo Subianto, dan para ketua umum partai politik.

Agung mengatakan, Jokowi, Prabowo dan para ketum parpol memiliki kuasa untuk menerbitkan rekomendasi, sehingga kandidat bisa memenuhi syarat threshold dan maju pilkada.

"Dalam konteks Presiden Jokowi, menimbang Ia masih menjabat sampai 20 Oktober, sehingga memiliki fitur-fitur kekuasaan untuk mempengaruhi," ujar dia. (*)

 

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment