Konsep yang ditawarkan, yakni pertunjukan yang ideal tapi juga memenuhi ego mereka sebagai sebuah grup.
Pelaksanaannya, konser itu hanya akan diisi oleh mereka berempat, yang bersenang-senang atas cinta kasih pada musik.
"Pesan yang mau disampaikan adalah intinya sih kalau tur ini adalah bagaimana menjaga kita berempat ini.
Karena biasanya di konser itu, ada kolaborasi, ada additional, nah kita coba minimalis segini aja.
Tamu kolaborasi cukup di TV kan udah sering.
Kita mau menampilkan kita berempat aja, kalau ada kekurangan ya nggak apa-apa, organik saja berempat," ungkap Dewa Budjana
Pemilihan repertoar pun ditulis sedemikian rupa agar dapat memuaskan dahaga GIGI Kita-sebutan penggemarnya.
Perpaduan antara lagu-lagu hits dan tidak hits, hadir di atas panggung.
Bahkan lagu-lagu yang tidak pernah dinyanyikan secara langsung pun turut dibawa dan kagetnya, tetap mendapatkan koor.
"Pas manggung di Malang itu ada bagian Budjana sama Armand bawa lagu yang memang jarang banget dibawa.
Saya kaget juga sih, lagu-lagu yang dari album 2000, 2001, 2002 itu mereka nyanyi semua.
Kayak lagu Diva (2001, Album Untuk Semua Umur), nggak pernah dinyanyikan di formasi ini, eh pada nyanyi juga.
Jadi buat saya ada kesan bikin senang karena ternyata yang datang memang benar-benar khusus buat dengar lagu-lagu GIGI," ungkap Hendy. (*)