Regional

Dishub Samarinda Andalkan CCTV Bersuara untuk Tertibkan Parkir Sembarangan

POPNEWS.ID – Upaya menertibkan parkir sembarangan di Samarinda kini tidak lagi sepenuhnya bergantung pada petugas lapangan. Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda mulai mengoptimalkan sistem pengawasan berbasis teknologi, yaitu kamera Closed-Circuit Television (CCTV) yang dilengkapi pengeras suara.



Kepala Seksi (Kasi) Prasarana Jalan Dishub Samarinda, Rinjani Kusuma, mengatakan fokus utama pemasangan berada di kawasan simpang jalan. Lokasi ini kerap menjadi titik rawan kemacetan akibat pengendara yang tetap nekat memarkirkan kendaraan di bahu jalan.

“Persimpangan itu bukan ruang parkir. Kalau dibiarkan, pasti menimbulkan kemacetan,” tegas Rinjani, Selasa (16/9/2025).

Selain untuk menertibkan parkir, perangkat ini juga difungsikan menindak pelanggaran lalu lintas lain, termasuk pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helm. Ke depan, Dishub bahkan menyiapkan pemasangan CCTV di area parkir berlangganan agar pengawasan lebih ketat.

“Nanti di titik parkir berlangganan juga akan dipasang, jadi penertiban bisa lebih efektif,” jelasnya.

Hingga kini, dari total 41 simpang yang sudah dipasangi kamera, baru 21 titik memiliki perangkat lengkap. Namun, hanya lima lokasi yang benar-benar aktif digunakan, yaitu Simpang Darjad di kawasan Jalan Abul Hasan, simpang Kelurahan Air Putih, simpang Bankaltimtara di Jalan Awang Long, simpang SMP 2 Jalan Ahmad Dahlan, dan simpang Jalan Cermai.

Meski demikian, Dishub Samarinda mengakui masih ada sejumlah kendala teknis yang membuat pengawasan belum optimal. Salah satunya kabel kamera yang putus akibat pengerjaan drainase.

“Sebenarnya hampir semua simpangan sudah ada, tapi yang aktif hanya lima. Di lokasi lain banyak terkendala, misalnya kabel putus akibat pengerjaan drainase,” ungkap Rinjani.

Perangkat kamera tersebut dipantau langsung oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Samarinda. Namun, kewenangan Diskominfo hanya sebatas memonitor tanpa bisa memberi teguran langsung kepada pengendara.

“Walaupun belum semua titik aktif, paling tidak diharapkan fungsinya efektif,” pungkas Rinjani.

(Redaksi)

Show More
Back to top button