FilmHiburan

Sengketa Hukum Brad Pitt dan Angelina Jolie Kembali Memanas, Nilai Gugatan Capai Rp 584 Miliar

POPNEWS.ID — Drama hukum antara mantan pasangan Hollywood, Brad Pitt dan Angelina Jolie, kembali memanas.



Aktor peraih Oscar itu dilaporkan mengajukan gugatan terhadap mantan istrinya dengan nilai fantastis, mencapai sekitar USD 35 juta atau setara Rp 584 miliar, terkait penjualan saham kilang anggur mewah mereka di Prancis, Château Miraval, yang diduga dilakukan tanpa persetujuan Pitt.

Gugatan tersebut menandai babak baru dalam hubungan penuh dinamika antara dua bintang besar yang pernah dikenal dunia dengan sebutan Brangelina.

Setelah hampir satu dekade berpisah, keduanya kini kembali berhadapan di pengadilan, kali ini dalam sengketa bisnis yang bernilai tinggi dan melibatkan aset bersejarah yang juga memiliki nilai emosional bagi keduanya.

Asal-Usul Konflik di Château Miraval

Brad Pitt dan Angelina Jolie membeli Château Miraval pada tahun 2008.

Properti megah yang terletak di wilayah Correns, Prancis selatan, itu bukan sekadar tempat tinggal mewah.

Keduanya mengembangkan perkebunan anggur di lahan tersebut menjadi bisnis yang sangat sukses dan bahkan menjadi salah satu merek wine paling terkenal di dunia.

Selain sebagai simbol keberhasilan bisnis mereka, Château Miraval juga memiliki makna pribadi yang mendalam.

Di tempat itulah, pada tahun 2014, Pitt dan Jolie melangsungkan pernikahan dalam sebuah upacara tertutup yang dihadiri keluarga dekat dan anak-anak mereka.

Namun, kebersamaan itu tak bertahan lama.

Pada tahun 2016, Jolie mengajukan gugatan cerai, mengakhiri salah satu hubungan paling ikonik di dunia hiburan.

Meski pernikahan mereka berakhir, bisnis Château Miraval tetap menjadi ikatan finansial di antara keduanya — yang kini justru menjadi sumber konflik berkepanjangan.

Menurut dokumen pengadilan yang diajukan oleh tim hukum Pitt dan dilaporkan oleh People pada Jumat (7/11/2025), aktor film Fight Club itu menuduh Jolie telah melanggar perjanjian lisan dan prinsip kerja sama yang disepakati ketika mereka masih menjadi pasangan.

Pitt mengklaim bahwa keduanya memiliki pemahaman bersama untuk tidak menjual saham masing-masing tanpa persetujuan pihak lain.

Namun, pada tahun 2021, Jolie dikabarkan menjual 50% sahamnya di Château Miraval kepada anak perusahaan Stoli Group, yang dimiliki oleh miliarder asal Rusia, Yuri Shefler.

Pitt menyebut transaksi itu dilakukan secara diam-diam, tanpa memberinya pemberitahuan atau kesempatan untuk membeli saham tersebut terlebih dahulu.

Dalam gugatannya, Pitt berpendapat bahwa langkah Jolie tersebut tidak hanya melanggar kesepakatan moral, tetapi juga merusak reputasi dan stabilitas finansial perusahaan.

Ia menuding Jolie dengan sengaja menjual sahamnya kepada pihak ketiga yang ia anggap “bermusuhan,” dengan tujuan melemahkan posisi Pitt dalam pengelolaan bisnis.

Tim hukum Pitt juga menyerahkan sejumlah bukti komunikasi internal yang disebut menunjukkan bahwa pengacara Jolie telah menyadari potensi konflik hukum sebelum transaksi tersebut dilakukan.

Berdasarkan bukti itu, Pitt menuduh Jolie bertindak dengan niat buruk dan meminta kompensasi sebesar USD 35 juta sebagai ganti rugi atas kerugian reputasi serta finansial yang dialaminya.

Pihak Jolie Membantah Keras

Sementara itu, tim hukum Angelina Jolie memberikan respons tegas terhadap gugatan tersebut.

Dalam pernyataannya, mereka menegaskan bahwa tidak ada kontrak tertulis yang mengikat antara Jolie dan Pitt terkait larangan menjual saham Château Miraval.

Menurut kubu Jolie, Brad Pitt selama ini berusaha mengontrol secara finansial mantan istrinya melalui bisnis tersebut.

Mereka berargumen bahwa Jolie menjual sahamnya karena sudah tidak ingin terlibat lebih jauh dalam proyek yang telah menjadi sumber perselisihan dan tekanan emosional bertahun-tahun.

“Angelina hanya ingin kebebasan finansialnya sendiri setelah bertahun-tahun menghadapi dinamika kontrol dan perseteruan,” ungkap salah satu sumber dekat tim hukum Jolie sebagaimana dikutip media Amerika Serikat.

Selain itu, tim Jolie juga menyatakan bahwa pembeli saham, yaitu perusahaan milik Shefler, adalah entitas bisnis yang sah dan tidak ada pelanggaran hukum dalam proses transaksi tersebut.

Sengketa Château Miraval menjadi salah satu pertarungan hukum paling disorot di Hollywood beberapa tahun terakhir.

Kasus ini mempertemukan dua sosok besar yang dulunya dikenal sebagai pasangan ideal, kini berubah menjadi lawan di ruang sidang.

Sidang lanjutan atas kasus ini dijadwalkan akan berlangsung pada Desember 2025.

Publik menantikan apakah keduanya akan mencapai kesepakatan damai atau justru memperpanjang daftar konflik hukum yang sudah berlangsung hampir satu dekade. (*)

Show More
Back to top button