Jumat, 22 November 2024

Berita Nasional Hari Ini

Yoon Suk-Yeol Presiden Baru Terpilih Korea Selatan, Mantan Jaksa Banyak Tangani Kasus Besar

Minggu, 20 Maret 2022 18:14

Presiden terpilih Korea Selatan, Yoon Suk-Yeol (61). (Foto: kolase)

POPNEWS.ID - Yoon Suk-Yeol (61) terpilih sebagai Presiden Korea Selatan berikutnya.

Yoon Suk-yeol menjabat Presiden Korea Selatan yang ke-20.

Dia terpilih mewakili partai konservatif People Power Party atau PPP, Yoon Seok-yeol.

Yoon Seok-yeol menang pemilu kepresidenan 9 Maret 2022 dengan perbedaan persentase suara di bawah satu persen dari pesaingnya, Lee Jae-myung, (57).

Lee adalah kandidat dari Partai Demokrat Korea, seorang mantan gubernur provinsi Gyeonggi.

Yoon memperoleh 48,6 persen suara sementara Lee mendapatkan 47,8 persen suara.

Presiden RI Joko Widodo pun ucapkan selamat kepada Yoon Suk-yeol 12 Maret 2022.

"Congratulations to President elect Yoon Suk-yeol. I look forward to working closely with you to further advance RI-ROK Special Strategic Partnership. Thanking also my good friend President Moon Jae-in for his dedication in strengthening the friendship between Indonesia dan South Korea.," cuit Presiden Joko Widodo.

Profil Yoon Suk-yeol

Yoon Suk-yeol lahir di Yeonhui-dong, Seoul 1960. Dia lahir dari keluarga akademis dan pendidik.

Ayahnya, Yoon Ki-joong, adalah profesor kehormatan Universitas Yonsei. Sang ibu, Choi Jeong-ja, merupakan guru besar di Universitas Wanita Ewha.

Yoon Suk-yeol muda sempat ingin belajar ilmu ekonomi. Tapi ayahnya memberi saran agar Yoon belajar hukum.

Di tahun 1979 Yoon Suk-yeol masuk di jurusan hukum Universitas Nasional Seoul.

Yoon muda sempat heboh kampusnya. Dalam sebuah simulasi persidangan, Yoon berperan sebagai hakim dan menjatuhkan hukuman mati untuk penguasa militer ketika itu, Chun Doo-hwan.

Dia juga jatuhkan hukuman penjara seumur hidup untuk Perdana Menteri Shin Hyun-hwak.

Saat Yoon muda dikenal sebagai masa-masa ketegangan di Korea Selatan. Kelompok mahasiswa bangkit mengecam rezim diktator Chun.

Pada 18 Mei 1980, meledak Pemberontakan Demokrasi di Gwangju.

Karir Yoon Suk-yeol

Yoon lalu menjadi seorang jaksa papan atas tanpa pengalaman berkecimpung di dunia politik.

Yoon Suk-yeol juga dikenal publik Korea Selatan sebagai tokoh antikorupsi.

Yoon mulai karier sebagai jaksa di tahun 2003. Yoon Suk-yeol bantu menangkap dan selidiki An Hee-jung dan Kang Geum-won yang merupakan anggota kabinet Presiden Roh Moo-hyun.

Tahun 2006, Yoon tangani kasus korupsi yang melibatkan Hyundai Motor.

Di tahun 2008, Yoon Suk-yeol mengusut kasus manipulasi harga saham BBK yang melibatkan Lee Myung-bak, salah seorang calon presiden ketika itu. Pengusutan kasus ini tidak menghentikan langkah Lee ke Gedung Biru.

Tahun 2013, Yoon selidiki keterlibatan dinas intelijen Korea Selatan, National Intelligence Service (NIS), dalam manipulasi pemilihan presiden setahun sebelumnya.

Yoon ingin mendakwa Kepala NIS Won Sei-hoon yang diduga melanggar UU Pemilihan Pejabat Publik.

Keinginan Yoon ini ditentang berbagai pihak. Sebagai “hukuman”, Yoon sempat menjalani demosi.

Yoon muncul ke permukaan tahun 2016 saat penyelidikan kasus korupsi Presiden Park Geun-hye dan Wakil Ketua Samsung Electronics Lee Jae-yong.

Yoon lalu diangkat Presiden Moon Jae-in menjadi Kepala Kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul di tahun 2017.

Yoon dalam posisi sebagai Kepala Kantor Kejaksaan lalu usut mantan Presiden Lee Myung-bak dan mantan Ketua Tertinggi Pengadilan Yang Seung-tae dalam kasus korupsi dan manipulasi hukum.

Tahun 2019 Yoon diangkat Presiden Moon sebagai Jaksa Agung. Dia lakukan penyelidikan pembantu-pembantu Moon dalam kasus korupsi.

Beberapa kasus besar yang diselidiki Yoon

1. Kasus keluarga calon Menteri Kehakiman, Cho Kuk, yang juga dikenal sebagai ajudan dekat Presiden Moon dalam kasus investasi ilegal. Cho Kuk lalu mundur dari pencalonan.

2. Kasus skandal pemilihan Wali Kota Ulsan dan dugaan manipulasi evaluasi ekonomi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Wolseong No 1.

3. Melawan Menteri Kehakiman Choo Mi-ae dan membuat Yoon populer di kubu konservatif, oposisi pemerintah.

Tanggal 4 Maret 2021, Yoon mundur diri dari posisi Jaksa Agung.

Yoon Suk-yeol lalu umumkan maju sebagai calon presiden pada 29 Juni 2021.

“Keadilan dan hukum adalah nilai-nilai dasar yang penting dalam memecahkan masalah kita yang tertunda dan mempersiapkan masa depan,” ujar Yoon dalam pengumuman yang dilakukan di Maehun Yun Bong Gil Memorial Hall.

Tapi kini Yoon Suk-Yeol banyak mendapatkan sorotan publik Korea Selatan.

Pasalnya, dia canangkan banyak program yang dinilai anti-feminis dan anti-kesetaraan gender.

Akibatnya, banyak warga Korsel yang menyatakan ingin pindah ke luar negeri seperti ke Kanada. (Redaksi)

Sumber The Korea Herald


IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWSI.

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment