POPNEWS.ID - Ucok Aka merupakan salah satu pentolan musik rock Tanah Air.
Andalas Datoe Oloan Harahap atau Ucok AKA lahir pada 25 Mei 1943 dan wafat 3 Desember 2009.
Ucok Aka adalah pemeran dan penyanyi Indonesia.
Ia dikenal luas melalui AKA bersama Soenata Tanjung, Syech Abidin, dan Arthur Kaunang.
Bersama dengan Ahmad Albar, ia juga pernah membentuk duo dengan nama Duo Kribo.
Selain itu, ia juga pernah bermain dalam sejumlah film nasional.
Bakat bermusik Ucok diturunkan dari ayahnya.
Ucok adalah anak laki-laki dari Ismail Harahap, seorang musisi yang bukan profesional.
Sang ayah sempat memainkan keroncong dan Hawaiian pop yang populer pada dekade 1960-an.
Laki-laki berdarah Batak yang lahir di Tanjung Morawa, Sumatera Utara dan besar di Kota Pahlawan, Surabaya ini bekerja sebagai apoteker.
Ia menikah dengan seorang perempuan keturunan Perancis, bernama Fransiena Frederika Mahieu.
Dari perkawinan tersebut, lahirlah Ucok Andalas Datoe Oloan Harahap, atau akrab disapa Ucok Harahap.
Tentang AKA Band
Bermula dari keinginan seorang pemuda yang bernama Ucok Harahap untuk mendirikan sebuah band sebagai penyaluran bakat musiknya yang sudah tak terbendung.
Melalui fasilitas yang diberikan oleh ayahnya, Ismail Harahap seorang apoteker terkenal di kota Surabaya, Ucok setiap hari berlatih musik di sebuah ruangan di sudut apotik milik ayahnya tersebut.
Tidak puas bermain musik sendrian, Ucok Harahap lantas mencari teman-teman yang memiliki minat bermusik yang sama.
Setelah beberapa kali menyambangi THR Surabaya yang saat itu sering menampilkan musisi-musisi populer, Ucok pun mengajak beberapa rekan musisi untuk berlatih di rumahnya.
Tesebutlah saat itu Haris Sormin (gitar), Lexy Rumagit (bass), Soenata Tanjung (gitar),Zainal Abidin (drum) dan Ucok Harahap sendiri pada posisi vokal dan keyboard.
Karena mereka selama ini berlatih di apotik yang beralamat di Jl Kaliasin Surabaya (sekarang Jl. Basuki Rachmat), maka grup ini dinamakan AKA yang merupakan akronim Apotik Kaliasin.
Apotik itu sendiri saat ini sudah menjadi patung karapan sapi yang terletak di ujung Jl Basuki Rachmat.
Zainal Abidin kemudian digantikan oleh adiknya Syech Abidin yang saat itu telah keluar dari bandnya sebelumnya Band Patas milik kejaksaan.
Peter Wass digantikan oleh Lexy Rumagit karena cedera ketika granat yang disiapkan untuk aksi panggung grup rock lokal yang bernama Ogle Eyes di Lumajang tiba-tiba meledak dan melukainya.
Sejak 1969, Lexy Rumagit digantikan oleh Arthur Kaunang (ayah dari aktris Tessa Kaunang).
Formasi terkahir inilah yang akhirnya sukses meraih keberhasilan dalam karier bermusik mereka selanjutnya.
Sejak awal pendirian group mereka telah sepakat, bahwa Ucok adalah frontman group sebagai vocalist utama, dan yang lain menjadi backing vocalnya.
Aksi Ekstrem Ucok AKA
Dalam perkembangannya mereka dikenal sebagai grup rock eksentrik karena suka mempertunjukkan aksi teathrikal yang cukup mengerikan di atas panggung.
Aksi panggung AKA cukup sangar.
Misalnya aksi gantung diri Ucok Harahap di awal konser.
Atraksi Ucok membuat orang terkagum-kagum karena dia demikian berani mengambil risiko.
Seperti bergelantungan di atas tiang gantungan.
Dia bisa kayang.
Ucok pernah makan ayam yang masih hidup.
Ucok sering atraksi membawa peti mati ke panggung.
Ucok memang sering kali mempertontonkan hal-hal aneh.
Inilah yang dinikmati penonton kala itu. Hal-hal seperti itu menjadikan konser AKA selalu ramai dipadati penggemar rock fanatik.
Ucok juga pernah berlari-lari mengitari tembok Taman Ismail Marzuki (TIM) hingga membuat dia terjatuh dan pingsan cukup lama.
Dalam pertunjukan di Arena Terbuka Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 9-10 November 1973, ketika AKA tengah membawakan lagu Crazy Joe, tiba-tiba Ucok melompat ke tembok dan naik ke genteng.
Setelah itu, ia muncul di panggung dengan tiba-tiba sambil membiarkan dirinya dicambuki oleh algojo.
Kakinya diikat, dan tubuhnya digantung. Kemudian ia ditusuk dengan pedang dan dimasukkan ke peti mati.
Aksi ini mencekam penonton namun memperoleh sambutan meriah.
Seusai aksi ini, Ucok terlihat kejang-kejang seperti kesurupan di belakang panggung.
Situasi ini segera teratasi ketika Remy Silado yang menyaksikan atraksi gila ini menyiramkan seember air ke tubuh Ucok.
Kekuatan AKA ada pada Ucok, AKA menjadi besar dan grup paling sensasional di Indonesia.
Keberanian yang cenderung nekat itulah yang membuatnya terkenal.
Ucok benar-benar musisi gila dan eksentrik. AKA sangat dikagumi penonton karena ulah Ucok yang dianggap penganut black magic.
Ucok sering tampil dengan pantat megal-megol dan seronok di atas panggung.
Dia menirukan gaya orang bersetubuh di atas panggung dengan iringan lagu blues seperti Sex Machine.
Kalau zaman sekarang seperti penyanyi dangdut. Tidak hanya itu, Ucok juga sering tampil porno.
Adegan gerakan seksual kerap dimunculkan setiap kali pertunjukannya.
Mungkin inilah yang membuat Ucok digilai penonton dan penggemarnya, khususnya groupies yang tidak paham musik.
Namun, tidak semua orang bisa menerima atraksi panggung AKA.
Ketika tampil di Tasikmalaya pada Juni 1972, gaya panggung Ucok dan kawan-kawan tak disukai pecinta musik rock di sana.
Meskipun para penonton sempat meneriaki mereka, untungnya pertunjukan tidak berakhir dengan kerusuhan karena Band Rhapsodia, yang tampil sesudah mereka, berhasil menjinakkan penonton dengan lagu-lagu ala Santana serta lagu-lagu lokal. (*)