POPNEWS.ID - Citibank N.A., Indonesia (Citi Indonesia) membukukan Laba Bersih sebesar Rp869 Milyar pada triwulan ketiga tahun 2021.
Pencatatan ini lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu, terutama karena menurunnya pendapatan dari transaksi perdagangan dan Pendapatan Bunga Bersih.
Namun demikian, Citi Indonesia berhasil bangkit kembali dari kinerja bisnisnya di kuartal sebelumnya.
Hal ini terlihat dari pencatatan Laba Bersih mandiri selama kuartal ketiga 2021 yang mencapai Rp 408 miliar, atau lebih tinggi Rp 543 miliar dibandingkan dengan pencatatan di kuartal kedua.
Hal tersebut tercapai berkat pencadangan kredit yang lebih rendah.
Pembukuan laba bersih itu ditopang oleh biaya credit impairment Citi Indonesia yang tetap stabil dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan cadangan credit impairment di lini Institutional Banking yang berasal dari satu klien korporasi dan berhasil di offset oleh penurunan cadangan credit impairment di lini Consumer Banking.
Lalu, Citi Indonesia mencatatkan gross NPL sebesar 3,3% yang meningkat dari 2,8% dari tahun lalu, sehubungan dengan kualitas kredit dari satu klien korporasi. Citi Indonesia yakin bahwa kualitas portfolio kreditnya tetap dalam kondisi baik karena penerapan asas kehati- hatian dalam manajemen resiko untuk mengatasi dampak dari pandemi.
Selain itu, perusahaannya juga terus memastikan kecukupan pencadangan kerugian kredit, di mana Citi Indonesia menjaga rasio Net NPL tetap rendah, yaitu sebesar 0,9%.
Citi Indonesia memiliki likuiditas yang sangat baik dengan Lending to Deposit Ratio (LDR) sebesar 62,5% dan modal yang kokoh dengan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 26,7%, meningkat dari 26,5% dari periode yang sama tahun lalu.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengungkapkan bahwa pihaknya berkomitmen dan optimis untuk terus meningkatkan kondisi bisnis.
"Hal ini dapat terlihat dari berbagai kemajuan yang kita berhasil lakukan di tengah pandemi COVID-19. Kami telah berhasil melakukan berbagai terobosan dan inovasi di sisi institusional maupun consumer banking. Ke depannya, kami juga akan terus bertransformasi secara digital dan memutakhirkan berbagai layanan perbankan digital kami," ujarnya.
Lini Banking, Capital Markets and Advisory (BCMA) berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 14% hingga kwartal ketiga 2021 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Hal ini didorong oleh pertumbuhan yang kuat dari setiap segmen. Top Tier Local Corporates and Public Sector Group berkontribusi dalammendukung berbagai kesepakatan dan transaksi besar, termasuk aksi korporasi, pinjaman sindikasi, dan pasar modal.
Sementara Financial Institutions Group, yang melayani nasabah lembaga keuangan terus memberikan kinerja positif terutama dari bisnis kas manajemen, trade financing/services, nilai tukar, suku bunga, dan kustodian.
Global Subsidiaries Group terus membukukan pertumbuhan dan peningkatan pangsa pasar pada segmen MNC di tengah-tengah kondisi pasar yang menantang.
Hal ini tercapai melalui beragam inisiatif, termasuk Asia-ke-Asia yang menigkat 17% sampai akhir kwartal ketiga 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Total pertumbuhan kredit sebesar 21% dibandingkan akhir 2020.
(redaksi)