Regional

Tinggi Air di Samarinda Mulai Surut, BPBD Tetap Siaga Hadapi Potensi Hujan Lebat

POPNEWS.ID — Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Suwarso, memastikan bahwa kondisi banjir di sejumlah kawasan kota mulai menunjukkan penurunan yang signifikan. Setelah curah hujan tinggi beberapa hari terakhir, ketinggian air yang sebelumnya sempat berada di level 805—kategori awas—kini turun menjadi 7,76, menandakan situasi berangsur membaik.



“Angka 805 itu bukan meter, tapi indikator ketinggian siaga. Sekarang sudah turun jauh, dan secara umum genangan mulai berkurang,” ujar Suwarso saat ditemui, Kamis (30/10/2025).

Dari hasil pemantauan tim lapangan BPBD, daerah-daerah seperti Bung Kureng, Gerilya Mukti, dan Gunung Lingai mengalami penurunan permukaan air yang cukup signifikan.

Bahkan di beberapa titik, genangan air sudah benar-benar surut, memungkinkan warga kembali beraktivitas seperti biasa.

Namun, meski kondisi mulai membaik, BPBD tidak ingin lengah. Berdasarkan laporan dari BMKG, dalam enam hari ke depan wilayah Samarinda dan sekitarnya masih berpotensi diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat secara variatif.

“BMKG memprediksi hujan akan terus turun beberapa hari ke depan. Polanya bervariasi, kadang deras di satu wilayah tapi ringan di wilayah lain. Karena itu, kami tetap siaga,” jelasnya.

Suwarso menegaskan, banjir di Samarinda tidak selalu disebabkan oleh hujan yang turun di wilayah kota. Sering kali, air datang dari kiriman wilayah hulu, seperti Tanah Datar, Badak Mekar, dan Muara Badak. Aliran air dari daerah-daerah tersebut mengalir ke Sungai Siring, Pampang, hingga Bendungan Benanga, lalu bermuara ke Sungai Karang Mumus.

“Kalau di daerah hulu hujannya lebat, airnya mengalir deras ke Samarinda. Akibatnya, wilayah hilir seperti Sempaja Timur, Gunung Lingai, dan bantaran Karang Mumus ikut terdampak,” tutur Suwarso.

Untuk itu, BPBD terus memantau perkembangan cuaca dan ketinggian muka air secara real-time di beberapa pos pemantauan. Jika terdeteksi peningkatan signifikan, BPBD akan segera mengaktifkan peringatan dini dan berkoordinasi dengan aparat kelurahan serta relawan kebencanaan.

Suwarso juga menjelaskan bahwa dalam beberapa hari terakhir, tim BPBD bersama TNI-Polri, BPBD Provinsi Kaltim, serta relawan lokal telah melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak di beberapa titik banjir, termasuk kawasan Rapak Binuang dan Alaya.

“Kami bergerak cepat di lapangan. Saat ada laporan warga yang kesulitan mobilitas karena air tinggi, tim segera turun untuk membantu evakuasi. Kolaborasi ini penting supaya tidak ada korban,” ujarnya.

Selain banjir, curah hujan yang tinggi juga berpotensi menimbulkan bencana lain seperti tanah longsor dan pohon tumbang. Suwarso menyebutkan, kejadian longsor sempat terjadi di Perumahan Sejahtera, Jalan Panjaitan, namun petugas berhasil menanganinya dengan cepat.

“Tim sudah turun ke lokasi sejak pagi. Longsor memang tidak besar, tapi cukup mengganggu akses warga. Kami pastikan area tersebut sudah aman,” ucapnya.

Lebih lanjut, BPBD mengingatkan warga di wilayah rawan bencana agar tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan sejak dini. Warga diminta mengamankan barang-barang berharga, memutus aliran listrik ketika air mulai naik, serta menyiapkan jalur evakuasi mandiri bila diperlukan.

“Kalau kondisi sudah tidak memungkinkan, segera mengungsi ke tempat lebih aman. Pemerintah siap membantu dengan fasilitas evakuasi, termasuk perahu jika dibutuhkan,” jelas Suwarso.

Ia juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan. Menurutnya, tumpukan sampah di drainase dan sungai menjadi salah satu faktor yang memperlambat surutnya air saat hujan deras.

“Jangan buang sampah sembarangan. Drainase kita bisa mampet, air jadi meluap. Kalau masyarakat disiplin, dampak banjir bisa jauh berkurang,” katanya menegaskan.

Suwarso mengakui, kondisi geografis Samarinda yang berada di dataran rendah dan dikelilingi daerah perbukitan membuat kota ini rentan terhadap genangan. Namun, upaya mitigasi terus dilakukan, baik melalui normalisasi sungai, pengerukan drainase, maupun pembangunan kolam retensi yang dikerjakan bersama pemerintah provinsi.

“Kita tidak bisa sepenuhnya menghindari banjir, tapi bisa mengurangi risikonya. Upaya ini harus dilakukan bersama—pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha,” tambahnya.

Untuk memastikan kesiapsiagaan berjalan efektif, BPBD juga menyiapkan tim siaga 24 jam yang bertugas menerima laporan masyarakat melalui layanan darurat. Semua laporan warga, baik terkait banjir, longsor, maupun pohon tumbang, akan langsung direspons dengan pengiriman tim ke lokasi.

“Respons cepat itu penting. Kami ingin masyarakat tahu bahwa pemerintah selalu siap membantu di saat darurat,” tutur Suwarso.

Menutup keterangannya, ia kembali mengingatkan agar masyarakat tidak lengah meski genangan air sudah mulai surut.

“Curah hujan masih tinggi dan cuaca sulit diprediksi. Tetap waspada, utamakan keselamatan diri dan keluarga. Keselamatan itu yang paling utama dari segalanya,” pungkasnya. (redaksi)

Show More
Back to top button