Jumat, 1 November 2024

Berita Nasional Hari Ini

Rocky Gerung Dorong PDIP Bertindak Radikal, Makzulkan Jokowi, Ubah Kandang Banteng Jadi Kolam Cebong

Jumat, 23 Februari 2024 17:23

Pengamat politik, Rocky Gerung (Foto: capture Youtube Rocky Gerung Official)

POPNEWS.ID - Banyak kalangan yang menilai takluknya Ganjar Pranowo yang diusung PDIP di Pilpres 2024, karena andil Jokowi.

Bahkan, Ganjar-Mahfud keok dari Prabowo-Gibran di kandang banteng, sebutan untuk daerah dengan basis massa PDIP.

Pengamat Politik Rocky Gerung bahkan menyebut Jokowi sukses mengubah Jawa Tengah, dari kandang banteng menjadi kolam cebong.

Rocky Gerung menyebut PDI Perjuangan harusnya ambil posisi sebagai oposisi yang radikal dengan cara memakzulkan Jokowi dari jabatan Presiden.

“Kalau memang (PDI-P) ada niat untuk beroposisi lakukan sesuatu yang radikal dari awal.

PDIP beroposisi pada Jokowi bukan karena programnya berbeda, orang programnya sama.

Jadi apa yang mesti dilakukan oleh PDIP sebagai benchmark (tolak ukur -red) untuk oposisi, ya makzulkan Jokowi, kan itu dasarnya kan, kalau enggak ya tukar tambah idenya,” ucap Rocky Gerung.

Menurut Rocky Gerung, PDIP jangan tunggu sampai jabatan Jokowi sebagai Presiden berakhir di 20 Oktober 2024 jika memang ingin membuktikan sebagai oposisi.

“Mesti ada poin oleh PDIP, kami oposisi (dari) Jokowi bukan karena kami berbeda program tapi karena dia melanggar konstitusi, itu dasarnya tuh, supaya ada pelajaran moral,” ujar Rocky.

“Sama seperti kita bicara tadi soal Dirty Vote segala macam, memang gunanya untuk ke depan, jadi pelajaran moral itu mesti dibuat sekarang.

Supaya Gen Z itu di 2029 tahu bawah oh ini hukuman dari PDI-P terhadap kadernya yang betul-betul memalukan, kan cuma itu orang mau lihat kan. Jadi bukan oposisi yang pragmatis lagi.”

Dengan begitu, sambung Rocky, masyarakat jelas alasan PDI-P mengambil langkah oposisi setelah Pilpres 2024 bukan hanya karena electoral tapi juga moral.

“Orang mau ingat, kenapa PDIP mengambil posisi oposisi, karena ada pengkhianatan di situ, dasar dari oposisi PDI-P karena ada pengkhianatan.

NasDem mungkin beroposisi hanya untuk tukar tambah, karena masih ada proyek-proyek yang belum dia selesaikan, kontrak-kontrak bisnis dia kan, jadi beda kasusnya kan,” kata Rocky.

“Jadi sebetulnya poin kita yang hari ini adalah ucapkan sesuatu supaya publik mengerti kemarahan PDI-P itu bukan sekedar kemarahan electoral tapi moral.” (*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment