POPNEWS.ID - Politikus Partai Gerindra, Fadli Zon menuai sorotan.
Terbaru, Fadli Zon dikaitkan dengan terorisme.
Semua berpangkal pada foto Fadli Zon bersama Angga Dimas Persadha.
Sosok tersebut baru-baru ini dibekuk oleh Densus 88.
Atas tudingan tersebut, Fadli Zon menyatakan bahwa pengaitan dirinya dengan terorisme adalah fitnah.
Foto yang beredar merupakan foto lama pada 2015.
Menurutnya, sebagai Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (2014-2019), ia setiap hari menerima berbagai delegasi hingga puluhan orang.
Delegasi masyarakat mewakili berbagai spektrum golongan dan kepentingan, baik untuk keperluan audiensi, penerimaan pengaduan, maupun courtesy call.
"Sebagai wakil rakyat, saya selalu bersikap terbuka terhadap seluruh anggota masyarakat, apapun suku, ras, agama, serta afiliasi politiknya.
Itu adalah bagian dari tugas representasi saya sebagai anggota DPR RI," kata Fadli Zon dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu (16/3/2022).
Pada 28 Mei 2015, kata Fadli Zon, dirinya bersama Wakil Ketua DPR Bidang Kesejahteraan Rakyat Fahri Hamzah menerima permintaan delegasi kemanusiaan dari Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) yang dipimpin Ustaz Bachtiar Nasir (UBN).
Dalam pertemuan itu, anggota delegasi FIPS yang hadir adalah Ustaz Bachtiar Nasir, Mustofa Nahra, serta pengacara Achmad Michdan.
Sedangkan, empat orang lainnya Fadli Zon tidak mengenalnya.
"Mereka menyampaikan perkembangan situasi pengungsi Suriah di perbatasan Turki yang membutuhkan bantuan dari masyarakat Indonesia.
Mereka menggalang dana untuk rumah sakit darurat, makanan, serta pakaian bagi pengungsi korban perang," katanya.
Karena dana dikumpulkan dari masyarakat Indonesia, Fadli Zon dan Fahri Hamzah sebagai representasi pimpinan wakil rakyat diminta secara simbolik menyerahkan bantuan kemanusiaan tersebut kepada FIPS.
Penyerahan bantuan simbolik ini diabadikan oleh para wartawan yang hadir.
Fadli menegaskan bahwa dirinya selalu mendokumentasikan setiap kegiatannya sebagai anggota dan pimpinan DPR.
Dokumentasi kegiatan dibuat buku berjudul Berpihak Pada Rakyat yang terdiri dari lima jilid.
Pertemuan dengan anggota delegasi FIPS tadi dicatat dan didokumentasikan pada buku jilid pertama halaman 285.
"Sebagai catatan, semua dana yang tertera dalam simbol (USD20,000) adalah dana yang dikumpulkan oleh FIPS dari masyarakat Indonesia, bukan sumbangan pribadi saya atau Saudara Fahri Hamzah," katanya.
"Penerimaan terhadap delegasi FIPS adalah bentuk dukungan terhadap aksi kemanusiaan.
Ketika masyarakat Indonesia menyumbang rumah sakit di Gaza, sebagai Wakil Ketua DPR RI saya juga diminta untuk menyerahkan bantuan tersebut secara simbolik," tandas Fadli Zon.
Politikus Partai Gerindra itu mengungkapkan, sebelum ke DPR, pada 21 Mei 2015 FIPS juga bertamu ke Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang diterima oleh Wakil Menteri Luar Negeri.
Kemlu menyambut baik kegiatan FIPS dan mengakui bahwa pemerintah Indonesia memiliki pemikiran serta visi yang sama dengan FIPS terkait bantuan kemanusiaan bagi rakyat Suriah yang saat itu sangat membutuhkan pertolongan kemanusiaan.
Fadli Zon menegaskan bahwa upaya mengait-ngaitkan dirinya dengan terduga teroris adalah fitnah yang keji dan kotor.
Fitnah ini sama seperti jika ada orang yang mencoba mengaitkan Presiden Joko Widodo dengan terorisme hanya karena pernah menerima terduga teroris Farid Okbah di Istana Negara.
"Sebagai informasi, pada 29 Juni 2020 Farid Okbah pernah diterima Presiden Joko Widodo di Istana.
Pada tanggal 16 November 2021, Farid Okbah ditangkap oleh Densus 88 sebagai terduga teroris.
Apakah dua peristiwa yang berlainan itu bisa dikait-kaitkan?" katanya. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS