POPNEWS.ID - Penanganan kasus stunting terus dilakukan, mulai dari tingkat kota, kecamatan hingga kelurahan.
Kecamatan Samarinda Seberang terdapat 180 anak yang terdampak stunting tersebar di 6 kelurahan.
Hal itu diketahui berdasarkan penimbangan di posyandu dan anak yang berobat ke puskesmas.
“Faktor sosial dari data 180 anak, terdapat 33 anak tidak mempunyai BPJS karena tidak mampu membayar,” ujar sekretaris Kecamatan Samarinda Seberang, Sujono saat menghadiri Rapat Persiapan Rembuk Stunting kecamatan se-Samarinda, di Lantai 2 Gedung Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Samarinda di Jalan Dahlia, Kamis (4/5/2023).
Dijelaskannya, ada 10 anak dengan gizi buruk di Kelurahan Sungai Keledang mendapatkan pendampingan sebagai bentuk percontohan penanganan stunting selama 3 bulan dari Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim.
“Sudah terdapat 4 anak yang menunjukkan perubahan dan membaik,” jelasnya.
Selain DKP3A Kaltim, ia juga menjelaskan bahwa Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kaltim juga lakukan intervensi di kelurahan masjid dengan memberikan makanan tambahan.
“Karena baru berjalan, belum terlihat perkembangannya,” jelasnya.
Berdasarkan pengamatan dan pantauan pihaknya, ada berbagai faktor determinan yang sangat tinggi yang mempengaruhi meningkatnya angka anak beresiko stunting di wilayah mereka.
Sujono menegaskan, Kecamatan Samarinda Seberang sangat menaruh perhatian lebih pada faktor sosial dan data tersebut sudah dimohonkan agar mendapat perlindungan sosial.
“Kami akan sediakan rumah singgah sebagai pusat penanganan stunting," ungkapnya.
Sujono mengatakan bahwa Kecamatan Samarinda Seberang akan libatkan semua stakeholder yang ada seperti Kompi TNI, Brigade Mobil (Brimob), Bhayangkari dan Persatuan Istri TNI (Persit).
"Kami juga sudah mendata Coorporate Social Responsibility (CSR)," pungkasnya. (advertorial)