Minggu, 24 November 2024

Persaingan Platform Media Sosial Sengit, Bos Facebook Kehilangan Harta Rp 420 triliun Akibat TikTok

Sabtu, 5 Februari 2022 12:23

Ilustrasi media sosial Facebook

POPNEWS.ID - Persaingan antar platform media sosial berlangsung ketat, termasuk di bursa saham.

Baru-baru ini, saham Facebook yang telah bersalin menjadi Meta, dan Twitter dikabarkan anjlok.

Performa Facebook yang sempat menjadi raja platform media sosial mendapat saingan dari TikTok.

Alhasil, penurunan saham ini membuat Mark Zuckerberg, Bos Facebook kehilangan harta kekayaannya nyaris Rp 420 triliun.

Mengutip dari Forbes, Jumat (4/2/2022), saham Meta yang terjun bebas juga menyebabkan kapitalisasi pasar perusahaan itu berkurang sebesar 230 milliar dollar AS.

Manajemen Meta menyebut kinerja Facebook berkurang karena menurunnya pengguna harian Facebook, imbas persaingan dengan TikTok.

Ditambah dengan baiknya biaya internet di India, yang selama ini jadi salah satu penyumbang pengguna Facebook terbesar di dunia.

Selain Zuckerberg, dua pendiri Facebook lainnya yaitu Dustin Moskovitz dan Eduardo Saverin juga kehilangan hartanya. Masing-masing sebesar 3,9 miliar dollar AS dan 4,2 miliar dollar AS.

Walaupun sudah tidak aktif di manajemen Facebook, keduanya masih memiliki saham di perusahaan itu.

Zuckerberg kini tidak lagi masuk dalam daftar 10 orang terkaya di Amerika Serikat.

Ia berada di posisi ke 12 di bawah Mukesh Ambani, yang merupakan orang terkaya di India.

Tahun lalu, Bos Tesla Elon Musk juga kehilangan harta sebesar 33 miliar dollar AS akibat saham Tesla anjlok.

Saham perusahaan media sosial lainnya juga terpukul.

Harga saham Twitter Inc turun 5,6%, sementara Pinterest Inc dan Snap Inc masing-masing merosot 10,3% dan 23,6% sebelum melaporkan pendapatan setelah penutupan perdagangan.

Saham teknologi besar seperti Alphabet Inc dan Microsoft Corp turun lebih dari 3%.

Sementara harga saham Amazon.com Inc merosot 7,8%, sebelum dijadwalkan untuk merilis kinerja.

"Dalam kondisi suku bunga yang meningkat, kami memperkirakan untuk melihat lebih banyak perbedaan antara nama-nama berkualitas lebih tinggi.

Seperti megacaps, dan nama-nama berkualitas lebih rendah yang tidak menghasilkan uang," kata Maxwell Grinacoff, US equity & derivatives strategist BNP Paribas seperti dikutip Reuters. (*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
POPentertainment