POPNEWS.ID - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ikut angkat bicara mengenai kebakaran yang melanda permukiman warga di dekat Depo Pertamina, Plumpang, Jakarta Utara.
Luhut menilai warga sekitar Depo BBM Plumpang, Jakarta Utara harus pindah.
Menurutnya, tempat yang ditinggali warga di sekitar Depo Plumpang adalah buffer zone atau zona rawan.
Luhut menilai sejak Depo Plumpang dibangun, kawasan di sekitarnya memang disisakan untuk area khusus buffer zone dan bukan merupakan tanah kosong untuk dibangun pemukiman.
Dia menegaskan pemindahan seharusnya dilakukan pada hunian warga, bukan pada lokasi Depo BBM Plumpang.
"Jangan dibalik ya. Plumpang itu sudah dibuat di sana ada daerah kosong atau anu buffer zone untuk tidak ada kejadian. Jangan ini disuruh pindah.
Orang yang tidak berhak di situ yang disuruh pindah," kata Luhut di Pushidrosal AL, Senin (7/3/2023) kemarin.
"Kita harus jernih melihat ini, karena itu daerah kosong itu bukan tanah kosong, memang dari dulu disiapkan itu," tegasnya.
Meski begitu, Luhut menyatakan harus ada solusi untuk relokasi bangunan pemukiman di sekitar Depo Plumpang.
"Orang yang begini mungkin pemerintah akan dikaji, memberikan kompensasi, atau dibangunkan apa atau gimana.
Jangan diulang lagi kayak begini," ungkap Luhut.
Di sisi lain, Luhut mengecam pihak-pihak yang sejak dahulu memberikan izin untuk masyarakat tinggal di sekitar buffer zone Depo BBM Plumpang.
"Yang berikan izin itu tidak benar, tanggung jawab lah berapa nyawa orang yang meninggal itu," tegas Luhut.
Luhut juga bilang jangan sampai urusan pemindahan masyarakat sekitar Plumpang jadi ajang mencari popularitas dari pihak pengambil keputusan.
"Pemerintah harus cari jalan keluar, tidak boleh membuat popularitas di situ. Tidak boleh," kata Luhut.
Menurutnya, bila buffer zone ditempati untuk pemukiman memang sangat rawan kebakaran.
Hal itu yang terjadi pada kasus kebakaran besar Depo Plumpang tempo hari.
"Karena bisa saja pipa di sini bocor, belum ketahuan, nah gas itu kan bisa terbang kalau ada api bisa terbakar. Itu yang terjadi sekarang," ujar Luhut. (*)