POPNEWS.ID - Negara Thailand umumkan akan mengganti nama Ibu Kotanya. Sebelumnya nama Ibu Kota Thailand adalah Bangkok.
Namun Kantor Royal Society (ORST), Rabu (16/2/2022) umumkan rencana pergantian itu.
Kantor perdana menteri, ORST, memperbarui penyebutan negara, wilayah, zona administratif, dan ibu kota disesuaikan kondisi dan situasi sekarang.
Ibu kota Thailand yang ada di Asia Tenggara itu nantinya bernama Krung Thep Maha Nakhon.
Namun nama baru Ibu Kota Thailand Krung Thep Maha Nakhon tak langsung diterapkan.
Nama baru itu akan efektif berlaku jika komite setuju terhadap rancangan undang-undang (UU) perubahan nama Ibu Kota.
Pemberlakuan nama baru itu juga lebih dulu akan meminta pertimbangan tambahan dari pengamat di Kementerian Luar Negeri.
Tapi, nama Bangkok tetap akan diakui.Di dalam penulisan, Bangkok gunakan tanda kurung.
Mengutip Bangkok Post, ORST juga akan mengganti nama resmi Ibu Kota dan negara lain.
Seperti Rome untuk ibu kota Italia Roma, perubahan ibu kota Myanmar dari Yangon manjadi Nay Pyi Taw, dan perubahan nama Kerajaan Nepal menjadi Republik Demokratik Federal Nepal.
Penggunaan nama Bangkok sebagai Ibu Kota negara Thailand mulai digunakan resmi pada November 2001. Saat itu pemerintahan di bawah pengumuman ORST.
Kata itu berasal dari wilayah lama Bangkok bagian dari wilayah metropolitan besar ibu kota, yaitu distrik Bangkok Noi dan Bangkok Yai.
Penolakan Nama baru Ibu Kota Thailand
Rencana pergantian nama Ibu Kota Thailand dari Bangkok menjadi Krung Thep Maha Nakhonmenuai kritik publik setempat.
Sejumlah warga di Thailand menilai perubahan nama Bangkok menjadi Krung Thep Maha Nakhon penyebutan Bangkok lebih mudah dibandingkan Krung Thep Maha Nakhon.
Kemudahan penyebutan juga dinilai mudah terlebih untuk masyarakat asing.
Dalam unggahan Facebook, Somkiat Osotsapa, mantan pengajar bidang ekonomi di Universitas Chulalongkorn menuturkan, masyarakat asing mengenal ibu kota Thailand sebagai Bangkok.
Bangkok telah dinilai sebagai brand negara Thailand.
"Bangkok, disingkat BKK, adalah merek negara. Butuh beberapa dekade sebelum nama Bangkok diakui oleh negara lain. Sebut saja versi panjangnya kepada orang asing dan beri mereka ejaan dan lihat bagaimana mereka akan bereaksi," kata Osotsapa, dikutip dari Bangkok Post.
Mantan wakil pemimpin partai Kla, Prompong Yamarat, juga sampaikan pendapatnya. Prompong Yamarat nyatakan bahwa penggunaan nama Bangkok dan Krung Thep Maha Nakhon dapat dilakukan bergantian. (Redaksi)