POPNEWS.ID - Capres dari PDIP Ganjar Pranowo dicecar mahasiswa kala menjadi narasumber di acara bertajuk Ask The Candidates yang digelar oleh IdeaFest di Jakarta Convention Center pada Sabtu (30/9/2023).
Sebenarnya, Ganjar tidak sendiri saat menghadiri acara ini tetapi ada pula bacapres lainnya yaitu Anies.
Dalam acara IdeaFest kemarin, ada momen menarik yang terjadi ketika Ganjar dicecar pertanyaan oleh seorang mahasiswi bernama Tiara Lubis.
Pada momen tersebut, Tiara mengatakan kepada Ganjar terkait lahan yang dikuasai asing dan aseng.
Ia menyebut fenomena tersebut terjadi di Sumatera Barat.
Tiara mengatakan bahwa lahan tersebut digunakan untuk Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Di Sumbar itu puluhan hektare, bahkan puluhan ribu hektare, dikuasai semuanya oleh asing dan aseng. Semuanya tanah di sana itu dibeli dan dikelola untuk jadi Proyek Strategis Nasional (PSN),” katanya
Singkat cerita, lantaran dinilai terlalu berputar-putar, pihak panitia pun sempat meminta Tiara untuk berhenti bertanya.
Namun, Tiara enggan untuk berhenti dan menyerahkan mikrofon kepada panitia.
Ia tetap terus bertanya kepada Ganjar.
“Apakah Bapak sudah mengetahui mengenai hal ini dalam tingkatan seberapa? Apakah sekedar mengetahui saja, memahami, atau sampai tahap Bapak termasuk dari siklus ini atau korban dari siklus ini,” katanya.
Kemudian, Ganjar pun tersenyum mendengar pertanyaan Tiara tersebut dan menghargainya.
Dia menjelaskan bahwa sudah tahu ada permasalahan terkait lahan PSN.
Namun, mantan Gubernur Jateng itu meyakini bahwa masih lebih banyak tanah yang dimiliki oleh warga di Sumatera Barat.
“Apakah Pak Ganjar tahu? Ada yang tahu, ada yang tidak. Sumbar, saya komunikasi dengan gubernurnya, rasa-rasanya lebih banyak tanah adat di sana yang dimiliki ninik mamak. Itu setahu saya,” katanya.
Kendati demikian, Ganjar mengakui masih memiliki pengetahuan sedikit soal hal tersebut.
Alhasil, dirinya pun mengundang Tiara dan orang-orang yang lebih paham untuk membahas permasalahan itu.
“Seandainya Anda ingin berpartisipasi memberikan dalam suatu kebijakan nasionalnya apa, terus kemudian kasus yang mau diselesaikan apa, kita lebih baik diskusi,” kata Ganjar. (*)