Senin, 25 November 2024

Berita Nasional Hari Ini

Luhut Bongkar Kerjaan Tak Beres Tom Lembong saat di Kabinet, Balas soal Contekan Pidato Jokowi yang Diungkit

Jumat, 26 Januari 2024 17:0

Luhut Binsar Panjaitan/ Sumber: Twitter

POPNEWS.ID - Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan tak tinggal diam Tom Lembong mengungkit soal contekan pidato Presiden Jokowi.

Bahkan, Luhut turut membongkar kinerja Tom Lembong saat masih berada di kabinet Jokowi.

Luhut membongkar ada pekerjaan yang gagal dituntaskan Tom Lembong.

Luhut mengaku sedih melihat apa yang dinarasikan Tom Lembong dalam beberapa hari terakhir.

Menurutnya, bukan hanya Tom Lembong yang memberi masukan atau catatan kepada Presiden.

Dalam beberapa hari terakhir Tom Lembong, yang pernah menjadi Menteri Perdagangan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengaku sering memberi masukan kepada Jokowi .

Pernyataan Tom Lembong itu menjawab sentilan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dalam debat beberapa hari lalu.

Saat itu Gibran menyentil cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar yang dianggapnya tidak paham tentang Lithium Ferro-Phosphate (LFP). Setidaknya Gibran dua kali menyebut nama Tom Lembong.

"Saya gak tahu ya, apakah pak Lembong dan timses sering berdiskusi dengan cawapresnya apa tidak. Mosok Lithium Ferro-Phosphate saja Gus Imin tidak tahu," kata Gibran.

Menanggapi hal itu dalam sebuah kesempatan Tom Lembong mengatakan, "Tentunya selama 7 tahun saya membuat contekan dan menulis pidato untuk ayahnya, Pak Presiden.

Dan saya bisa mendeteksi mungkin sebuah rasa rindu bahwa saya tidak lagi di situ untuk memberikan masukan-masukan yang berkualitas," kata Tom Lembong.

Seperti diketahui Thomas Lembong adalah mantan tim sukses Jokowi yang saat ini menjadi Co-Captain Timnas pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Kinerja Tak Tuntas Tom Lembong

Luhut Bongkar Kinerja Tom Lembong

Luhut pun minta Tom Lembong tak usah geer (gede rasa) karena dirinya pernah memberi "contekan" ke Presiden Jokowi.

Menurut Luhut, justru orang yang paling banyak memberi catatan saat pidato Jokowi adalah Retno Marsudi.

"Anda jangan geer juga bilang kasih note kepada ayahnya Mas Gibran.

Emang hanya Tom Lembong aja? Yang paling banyak kasih note kepada Pak Presiden adalah Bu Menlu karena setiap bilateral beliau yang melakukan itu," kata Luhut dalam video yang ia unggah di akun Instagramnya, @luhut.pandjaitan, dikutip Tribunnews pada Kamis (25/1/2024).

Luhut menilai, Tom tak usah merasa hebat melakukan itu karena semua kepala negara saat kegiatan bilateral, pasti ada orang di belakangnya yang memberikan catatan.

Dia bilang, apa yang dilakukan Tom hanyalah tugas dia sebagai pembantu presiden.

"Apakah karena Anda hebat melakukan itu? Tidak. Itu tugas Anda sebagai pembantu presiden," ujar Luhut.

Luhut kemudian turut mengkritik kinerja Tom saat dia masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan, khususnya saat masih menjadi Kepala BKPM.

"Waktu Anda (menjabat sebagai kepala) BKPM, apa yang anda lakukan? Anda kan ditugasi untuk Online Single Submission (OSS). Saya ingat betul itu bagaimana Anda curhat ke saya, tapi itulah sampai Anda meninggalkan kabinet, tidak pernah selesai OSS," kata Luhut.

"Sekarang kami yang menyelesaikan itu yang sudah digadang-gadang begini begono dan segala macam," lanjutnya.

Jadi, maksud yang ingin Luhut sampaikan adalah semua yang sudah selesai, semua yang ada di masa lalu, biarlah berlalu.

"Jadi, saya hanya ingin sampaikan, kita sudahlah kalau sudah selesai masa kita, sudahlah. Semua ada waktunya. Tidak perlu kita ceritakan kita yang paling bagus. Tidak. Semua itu terjadi karena hasil kerja teamwork," pungkas Luhut.

Mantan Danjen Kopassus itu juga mempersoalkan pernyataan Tom Lembong yang menyebut negara luar sudah mulai meninggalkan nikel Indonesia untuk baterai mobil listrik dan beralih ke LFP.

Menurut Luhut hal itu tidak benar.

"Tidak benar pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100 persen LFP untuk mobil listriknya. Mereka masih tetap menggunakan nikel based baterai.

Data Tom Lembong Salah

Luhut menyebut salah satu kekeliruan yang disampaikan Thomas Lembong adalah terkait harga nikel.

Kata dia, harga komoditas nikel secara global diakuinya memang tengah mengalami kelesuan.

Namun menurut Luhut, tren harga nikel tersebut harus dilihat secara jangka panjang. Karena semua komoditas tambang adakalanya mengalami fluktuasi.

"Anda harus lihat data panjang 10 tahun. Kan Anda pebisnis juga. Kan siklus dari komoditi itu naik turun. Apakah batu bara, nikel, timah, atau emas. Apa saja," ucap Luhut.

"Tapi kalau kita melihat selama 10 tahun terakhir ini, harga nikel dunia itu di 15 ribuan dollar AS (per ton). Bahkan pada 2014-2019, periode hilirisasi mulai dilakukan, harga rata-rata nikel itu cuma 12 ribuan dollar AS," kata dia lagi.

Luhut lalu mengomentari soal pernyataan Thomas Lembong yang menyebut penurunan harga nikel global terjadi karena eksploitasi masif oleh Indonesia guna mendukung program hilirisasi.

"Saya nggak ngerti bagaimana Tom Lembong ini memberikan statement seperti ini

. Bagaimana Anda berikan advice bohong kepada calon pemimpin yang Anda dukung?" beber Luhut.

Bahkan Luhut mengaku meragukan intelektualitas Thomas Lembong yang merupakan lulusan Universitas Harvard tersebut.

"Saya sedih melihat Anda di situ. Intelektualitas Anda itu jadi saya ragukan.

Oke, mungkin Anda betul seorang intelektual, tapi karakter Anda itu menurut saya tidak bagus," kata Luhut. (*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment