POPNEWS.ID – Angelina Jolie menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi politik di Amerika Serikat yang menurutnya telah mengalami perubahan drastis.
Dalam penampilannya di Festival Film San Sebastian, Jolie mengaku merasa asing dengan negaranya sendiri.
Bintang film Maleficent itu mengaku memiliki pandangan hidup yang bersifat internasional karena latar belakang keluarga, lingkaran pertemanan, serta pengalaman pribadinya di berbagai negara.
“Saya mencintai negara saya, tetapi saat ini, saya tidak mengenali Amerika Serikat,” ujar Jolie seperti dikutip dari Variety, Selasa (23/9/2025).
Ia menilai bahwa segala bentuk pembatasan terhadap kebebasan berpendapat dan ekspresi merupakan ancaman serius bagi demokrasi.
“Apa pun yang memecah belah atau membatasi ekspresi pribadi dan kebebasan dari siapa pun, menurut saya, sangat berbahaya. Ini adalah masa-masa yang sangat, sangat berat yang kita jalani bersama,” ungkapnya.
Pernyataan Jolie muncul di tengah kontroversi besar di dunia hiburan Amerika, yakni pembatalan program Jimmy Kimmel Live oleh jaringan ABC, yang merupakan bagian dari grup Disney.
Keputusan itu diambil setelah Jimmy Kimmel dalam salah satu segmen acara menyinggung kasus penembakan terhadap aktivis konservatif Charlie Kirk, yang dikenal sebagai pendukung Donald Trump.
Langkah ABC tersebut memicu gelombang kritik dari kalangan kreatif Hollywood.
Hampir seluruh serikat penulis dan pekerja kreatif menyuarakan penolakan atas keputusan itu, yang dianggap sebagai bentuk pembatasan terhadap kebebasan berekspresi.
Sejumlah tokoh publik, termasuk Stephen Colbert, David Letterman, hingga band legendaris U2, turut menyatakan solidaritas kepada Kimmel dan menekankan pentingnya kebebasan berbicara dalam demokrasi.
Komedian Marc Maron bahkan menyebut pembatalan acara itu sebagai bentuk “sensor pemerintah.”
Hingga saat ini, pihak Disney-ABC belum mengonfirmasi apakah Jimmy Kimmel Live akan kembali tayang.
Proses negosiasi antara tim hukum Kimmel dan pihak stasiun televisi masih berlangsung.
Kontroversi ini juga ramai diperbincangkan di media sosial, bahkan memicu perdebatan antara komedian senior John Cleese dan jurnalis Piers Morgan, yang saling berselisih pendapat mengenai batasan kebebasan berpendapat di era politik yang semakin terpolarisasi.
Dengan latar belakangnya sebagai aktivis kemanusiaan dan duta PBB, Angelina Jolie bukan kali pertama menyuarakan pendapatnya soal isu global.
Namun kali ini, kritik tajamnya terhadap kondisi demokrasi di Amerika Serikat dinilai mencerminkan kegelisahan banyak warga AS di tengah meningkatnya ketegangan politik dan budaya.
Pernyataan Jolie pun menambah daftar panjang tokoh publik yang angkat suara terkait dinamika kebebasan berekspresi di Negeri Paman Sam. (*)