Jumat, 20 September 2024

Piala Dunia 2022

Kontroversi Karikatur Nabi Muhammad SAW Dibawa ke Laga Semifinal Piala Dunia 2022 Prancis Vs Maroko

Rabu, 14 Desember 2022 17:32

SKUAT MAROKO - Skuat Timnas Maroko/ Foto: Twitter

POPNEWS.ID - Kontroversi karikatur Nabbi Muhammad SAW yang dibuat salah satu media Prancis masih lekat dalam ingatan.

Terlebih, Presiden Prancis Emmanuel Macron mendukung karikatur tersebut.

Nah, masalah ini akan diungkit kembali saat laga Prancis vs Maroko di semifinal Piala Dunia 2022, malam nanti.

Bahkan, sejumlah aktivis menyerukan agar para fans Maroko yang mayoritas Muslim, mengumandangkan shalawat Nabi Muhammad SAW di pertandingan itu.

Terlebih, pertandingan tersebut akan disaksikan Emmanuel Macron.

Aktivis yang juga influencer media sosial Mahmoud Al Hasanat melalui cuitannya di Twitter meminta para fan Muslim untuk bersama-sama menyampaikan 'sambutan' tersebut kepada Macron.

"Aku harap para fan Maroko di laga Prancis-Maroko melantunkan shalawat untuk Nabi Muhammad, dan semoga Tuhan memberkatinya dan memberi kedamaian untuknya kala mereka mengguncang tribun," tulis Mahmoud seperti dikutip Doha News, Rabu (14/12).

Ajakan Mahmoud itu juga digaungkan oleh salah satu penulis dan mantan pegawai kantor berita Al Jazeera, Boutaina Azzabi Ezzaouia. Lewat unggahan Instagramnya, Boutaina mengajak fan Maroko untuk mengucap selawat kepada Nabi.

"Rekan-rekan Maroko yang terhormat, keluarkanlah suara kalian, (ucapkan) shollu ala Nabi Muhammad, saat pertandingan (Maroko) melawan Prancis nanti. Beri tahu Presiden Emmanuel Macron dan rombongannya bahwa kita tidak membiarkan siapa pun menghina Nabi kita tercinta," tulisnya.

Aksi itu pun didukung oleh banyak pihak dengan harapan untuk "menunjukkan kepada Macron siapa umat Islam yang dia hina".

Dalam laga Prancis melawan Maroko ini, Macron bakal datang langsung menonton pertandingan semifinal. Hal itu telah dikonfirmasi oleh Menteri Olahraga Prancis, Amelie Oudea-Castera.

"Rincian perjalanan itu masih harus dirampungkan, tapi dia berkomitmen untuk datang," kata Oudea-Castera.

Prancis kerap memantik warga muslim di dunia lantaran melontarkan sentimen anti-Arab dan Islamofobia di kalangan politisi dan tokoh masyarakatnya.

Macron pernah mengklaim bahwa Islam merupakan agama yang "krisis". Dia juga mengawali pembentukan undang-undang anti-separatis yang kontroversial di Paris.

Undang-undang itu dinilai menargetkan kaum minoritas, terutama Muslim. Di bawah aturan tersebut, puluhan masjid di Prancis digerebek dan ditutup.

Macron juga dikenal mendukung karikatur rasis yang dibuat oleh media Prancis yang kerap menuai kontroversi. Dia bahkan menyebut "tak mau menyerah pada kartun".

Salah satu kartun yang sempat heboh yakni yang dibuat oleh majalah satir Charlie Hebdo. Majalah itu mengolok-olok Nabi Muhammad hingga membuat geram Muslim di hampir seluruh dunia.

Para aktivis muslim pun menanggapi karikatur rasis Prancis dengan menyerukan pemboikotan produk-produk buatan negara itu. (*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment