POPNEWS.ID - Indonesia kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19.
Kali ini, lonjakan Virus Corona tersebut disebabkan subvarian Omicron, yakni BA.4 dan BA.5.
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman pun memerkirakan kapan puncak kasus subvarian Omicron, ini.
Di samping kemampuan mereinfeksi orang-orang yang sudah pernah terjangkit Omicron, angka reproduksi kedua subvarian tersebut diyakini memiliki angka reproduksi dua kali lipat Omicron BA.2.
"Angka reproduksinya pun (dibandingkan) BA.2 dia bisa dua kali lipat.
Bahkan peningkatan kasus dalam seminggu bisa sampai 25 persen pada kelompok yang sangat rawan, termasuk populasi yang abai dalam pencegahan dari sisi public health," jelas Dicky Budiman, Kamis (16/6/2022).
Menurutnya imbas subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, lonjakan kasus Covid-19 pasti terjadi bahkan bisa mencapai puluhan ribu kasus sehari pada puncaknya.
Namun asumsi optimistisnya, beban gelombang Corona RI terhadap fasilitas kesehatan kali ini tak bakal seberat gelombang Corona sebelumnya.
Pasalnya, masyarakat sudah lebih memiliki modal imunitas dari infeksi alamiah dan vaksinasi Covid-19.
"Potensi kasus akan meningkat, jelas. Kasus infeksinya jelas akan meningkat.
Bahkan kalaupun tinggi puluhan ribu jangan kaget. Hanya yang membedakan, ini tentu masih asumsi optimis bahwa kasus infeksi itu mayoritas tidak akan membebani fasilitas kesehatan dengan asumsi modal imunitas kita, dengan juga modal populasi muda kita yang usia muda atau dewasa muda jauh lebih besar," bebernya.
"Gelombang itu sulit dihindari. Namun kalau saya melihat, agak tidak terlalu cepat gelombang itu terjadi.
Mungkin Agustus atau akhir Agustus, paling cepat akhir Juli kalau dalam perhitungan saya," tutur Dicky.