Minggu, 6 Oktober 2024

Wujudkan Zero Stunting, Simak Upaya yang Dilakukan Kecamatan Sungai Kunjang

Rabu, 10 Mei 2023 22:23

FOTO BERSAMA: Rembuk stunting tingkat Kecamatan Sungai Kunjang, Rabu (10/5/2023).

POPNEWS.ID - Sebanyak 9000 keluarga berpotensi stunting di Kecamatan Sungai Kunjang.

Hal itu disebabkan berbagai faktor, mulai dari ekonomi hingga fenomena baby blues dimana hal ini berkaitan dengan kesiapan berkeluarga.

Kendati demikian, Camat Sungai Kunjang Dwi Siti Norbayah menyebut belum terdeteksi stunting, namun baru berpotensi stunting.

“Potensi stunting banyak faktornya ya, jadi belum terdeteksi stunting,” ujar Dwi Siti Norbayah saat gelar rembuk stunting tingkat kecamatan, Rabu (10/5/2023).

Ia menjelaskan data itu berasal dari Dinas Sosial Samarinda dan dinilai sangat potensial.

Ia menyebut data itu perlu penguatan intervensi semua pihak terlebih yang langsung terjun ke setiap RT seperti Dasa Wisma dan Pekerja Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Sungai pinang.

Sementara yang sudah dinyatakan stunting baru 7 anak.

“Hanya di beberapa kelurahan, yaitu Kelurahan Lok Bahu 2, Kelurahan Karang Anyar 2, Kelurahan Teluk Lerong Ulu 3, jadi totalnya 7 temuan,” jelasnya.

Dikatakannya, temuan yang mendominasi penyebab stunting di Sungai Kunjang adalah fenomena baby blues dimana hal ini berkaitan dengan kesiapan berkeluarga.

“Akhirnya mengakibatkan orangtua tidak memahami persoalan asupan gizi yang tepat untuk anak,” ungkapnya.

Selain itu, menurut Dwi kesadaran orangtua membawa anak ke posyandu juga masih kurang.

“Dampaknya juga menyangkut pada keberlangsungan ekonomi dan kesadaran membawa anak ke posyandu,” ungkapnya.

Terkait kunjungan posyandu yang harusnya targetnya 70 persen kunjungan, Dwi menyampaikan kunjungan posyandu hanya mencapai 45 persen saja.

“Jadi, kami libatkan babinsa dan bhabinkamtibmas untuk bisa mengajak warga yang memiliki anak atau dalam keadaan hamil datang ke posyandu,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dwi beberkan usulan yang dihasilkan dalam rembuk stunting, diantaranya adalah memaksimalkan sosialisasi dan dana Probebaya sebagai stimulan untuk memprioritaskan penurunan angka stunting.

“Jangan lupa juga untuk menggalakkan anak datang ke posyandu pemberian imunisasi dasar dan vitamin A, begitu juga remaja yang diberikan tablet penambah darah,” ungkapnya.

Dwi berharap Samarinda harus mencapai target zero stunting untuk masa depan generasi ke depannya.

“Kita harus saling kerjasama untuk mewujudkan zero stunting dan lebih giat lagi lakukan sosialisasi tentang kesiapan memiliki anak, faktor penyebab stunting, juga tentang makan bergizi,” pungkasnya. (advertorial)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
POPentertainment