POPNEWS.ID - Kodam VI/Mulawarman mencatat, setidaknya ada 42 kelompok radikal yang berpotensi masuk ke Ibu IKN Nusantara.
Kepala Kelompok Staf Ahli (Kapok Sahli) Panglima Kodam VI/Mulawarman Brigjen Ivancius Siagian mengatakan, kelompok-kelompok 'sel tidur' itu tersebar di tiga provinsi, yakni Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
"Di Provinsi Kalimantan Utara terdapat dua kelompok radikal, (terdiri dari) satu napiter (narapidana terorisme) serta satu eks napiter," ujar Ivan dalam webinar 'IKN dan Mitigasi Radikalisme-Terorisme' yang digelar Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia, dipantau pada Kamis (23/3/2023).
Sementara di Kalimantan Timur terdapat 21 kelompok radikal.
Rinciannya dua napiter, 15 eks napiter dan empat simpatisan. Kemudian di Kalimantan Selatan ada 19 kelompok radikal, terdiri dari tujuh napiter, satu eks napiter, dan 11 simpatisan.
"Kegiatan mereka di antaranya penguatan sel-sel baru kelompok radikal dengan penyebaran doktrin radikalisme," kata Ivan.
Ivan menyebutkan, mereka juga memasukkan anak-anak ke pondok pesantren radikal, kemudian melaksanakan amaliyah dalam momen tertentu.
Kebanyakan, lanjut Ivan, mereka bergerak sendiri atau lone wolf.
Artinya, bukan merupakan bagian kelompok atau jaringan terorisme besar.
"Sehingga sulit untuk diidentifikasi," ucap Ivan.
Dalam kesempatan yang sama, Ivan juga menyebutkan, setidaknya ada tiga kejahatan yang berpotensi masuk ke IKN, yaitu penyelundupan narkoba, radikalisme, dan terorisme.
"Untuk diketahui, baru saja Batalyon Infanteri 621 di perbatasan Kaltara (Kalimantan Utara) itu menangkap 24 kilogram sabu-sabu. Bisa kita bayangkan apabila sabu-sabu sejumlah itu masuk ke IKN, berapa anak muda kita yang rusak?" kata Ivan.
Ivan menyebutkan bahwa Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara masuk lima besar wilayah rawan aksi radikalisme.
Sebab, dua provinsi itu berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia.
"Kaltim ini masuk dalam kelompok terorisme dengan jaringan Filipina bagian selatan dan Poso, kemudian kemajemukan masyarakat dimanfaatkan untuk deception bagi kelompok-kelompok terorisme ini," kata Ivan.
Tidak hanya di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, lanjut Ivan, Provinsi Kalimantan Selatan juga rawan radikalisme dan terorisme.
"Di Kalsel, skala masyarakat yang terpapar paham radikalisme berada di angka 55,5 poin dari rentang 0-100," ucap Ivan. (*)