Rabu, 18 Desember 2024

Advertorial Dispora Kaltim

Wacana Merubah Fungsi Hotel Atlet Menjadi Perpustakaan, Ini Pandangan Dispora Kaltim

Jumat, 29 November 2024 14:59

Hotel Atlet di GOR Kadrie Oening Samarinda. Foto: IST

POPNEWS.ID - Rencana mengubah fungsi Hotel Atlet menjadi perpustakaan menuai beragam pendapat, terutama dari pihak Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim).

Kepala UPTD Pengelolaan Prasarana Olahraga Dispora Kaltim, Junaidi, menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap wacana tersebut dengan alasan ketidakcocokan fungsi antara fasilitas olahraga dan perpustakaan.

Menurut Junaidi, perpustakaan membutuhkan suasana tenang untuk mendukung aktivitas membaca dan belajar.

Sebaliknya, fasilitas olahraga cenderung ramai dan penuh dengan aktivitas fisik, yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna perpustakaan.

"Perpustakaan membutuhkan suasana tenang untuk mendukung aktivitas membaca. Sebaliknya, fasilitas olahraga biasanya ramai dan penuh aktivitas fisik. Jika digabungkan, keduanya akan saling mengganggu," ujar Junaidi.

Ia juga mengungkapkan bahwa aktivitas olahraga yang melibatkan suara bising akan sulit untuk dikendalikan demi menciptakan suasana yang kondusif bagi perpustakaan.

Sebaliknya, pembatasan suara untuk kenyamanan perpustakaan bisa menghambat kebebasan pengguna fasilitas olahraga.

Wacana ini muncul sebagai upaya memaksimalkan pemanfaatan fasilitas Hotel Atlet yang dinilai kurang optimal.

Namun, Junaidi menekankan bahwa perubahan fungsi harus mempertimbangkan kebutuhan masyarakat dan dampak terhadap pengguna fasilitas olahraga.

"Fasilitas ini didesain untuk mendukung program olahraga, bukan untuk mengakomodasi fungsi lain yang bisa mengganggu tujuan awalnya," tegasnya.

Ia menggarisbawahi pentingnya survei kelayakan dan analisis data sebelum mengambil keputusan.

Menurutnya, keputusan yang tidak berdasarkan kebutuhan riil masyarakat akan berpotensi menghasilkan solusi yang tidak efektif.

Junaidi berharap pemerintah mempertimbangkan solusi alternatif yang lebih relevan dan tidak mengorbankan fungsi utama fasilitas olahraga.

"Yang terpenting adalah menciptakan fasilitas yang benar-benar mendukung kebutuhan masyarakat tanpa mengorbankan fungsi utama dari masing-masing fasilitas," tutupnya.

Sebagai langkah lanjutan, survei dan analisis kebutuhan masyarakat dinilai penting untuk memahami apakah perpustakaan di lokasi tersebut benar-benar diperlukan atau jika ada lokasi lain yang lebih tepat.

Pendekatan berbasis data ini diharapkan dapat menghasilkan keputusan yang lebih efektif dan berdampak positif bagi masyarakat Kaltim. (adv/disporakaltim)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment