Sabtu, 23 November 2024

Tekan Angka Stunting di Kota Tepian, Dinkes Samarinda Dorong agar Remaja Diberi Edukasi Stunting

Jumat, 17 Februari 2023 23:12

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, dr. Siti Nurriyatus Zahrah

POPNEWS.ID - Pemkot Samarinda terus melakukan upaya guna penurunan angka stunting di Kota Tepian.

Dijelaskan Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, dr. Siti Nurriyatus Zahrah, guna menekan angka kasus stunting, edukasi stunting kepada para remaja penting untuk dilakukan.

Untuk diketahui, stunting merupakan kondisi dimana pertumbuhan pada anak terganggu.

Hal ini ditandai dengan tubuh pendek yang disebabkan oleh kekurangan gizi.

Akibatnya balita yang terkena stunting akan rentan terhadap penyakit.

Selain itu, kecerdasan anak  juga dibawa normal serta produktivitasnya rendah.

Lebih lanjut, dr. Siti Nurriyatus Zahrah mengatakan, edukasi stunting kepada para remaja misalnya dengan diberi pendidikan tentang pengaruh anemia dapat menyebabkan kehamilan yang tidak sehat.

“Misalnya harus diberi pendidikan tentang pengaruh anemia dapat menyebabkan kehamilan yang tidak sehat, keguguran bahkan pendarahan,” kata Tutus, sapaan akrabnya, Kamis (9/2/2023).

Diketahui, Pemkot Samarinda telah menargetkan penurunan kasus stunting menjadi 11 persen di tahun 2024 mendatang.

“Secara nasional ada target penurunan angka stunting di tahun 2024 harus mencapai angka 14% dan tahun 2030 harus nol persen. Samarinda sendiri memiliki target penurunan angka stunting hingga 11% di tahun 2024” ujarnya.

Edukasi ini juga bakal menyasar kelompok pasangan muda, termasuk imbauan untuk tidak merokok karena dikhawatirkan berpengaruh pada sistem reproduksi atau kualitas sperma dan kehamilan para ibu muda.

Ia juga menjelaskan  bahwa pengaruh pendidikan juga sangat penting terhadap upaya menekan laju peningkatan kasus stunting ini.

Edukasi terhadap ibu hamil juga penting, utamanya terkait asupan gizi dan bahaya jika terdampak infeksi yang dapat menganggu proses kehamilan.

Tutus juga secara khusus mengingatkan agar pasangan muda juga menahan diri untuk menunda kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan. Termasuk dengan pemberian ASI eksklusif.

“Boleh menikah asal jangan hamil dulu maka pakailah KB, karena belum usia produktif. Termasuk rajin-rajin ke posyandu,” ungkapnya.

Kemudian, untuk calon pengantin yang menikah usia muda namun belum mencapai usia produktif maka Kementerian Agama melakukan intervensi pembinaan pengantin.

“Percepatan penurunan angka stunting ini juga menyasar dari sejak sebelum melahirkan, hingga bayi lahir,” pungkasnya. (Advertorial)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
POPentertainment