Jumat, 20 September 2024

Kabar Trending

Tahun Baru Kelabu, BMKG Ingatkan Cuaca Ektrem Warnai 1 Januari 2023

Rabu, 28 Desember 2022 18:19

Ilustrasi cuaca ektrem

POPNEWS.ID - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem akan terus berlangsung di Indonesia hingga pergantian tahun atau sepekan ke depan.

Potensi cuaca ekstrem seperti yang dirasakan Selasa (27/12) kemarin akan terjadi hingga 2 Januari 2023.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan jika sebelumnya pihaknya mendeteksi empat fenomena yang terjadi berbarengan sehingga mengakibatkan cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia, kini ada penambahan satu fenomena lagi yang mendorong peningkatan terjadinya cuaca ekstrem tersebut.

"Kami mengevaluasi ternyata prakiraan tersebut konsisten atau sesuai dengan kejadian yang ada.

Bahkan sejak kemarin kami mendeteksi ada penambahan satu fenomena baru lagi yang dapat berpengaruh pada dinamika cuaca Indonesia," ungkap Dwikorita dalam konferensi pers BMKG, Selasa (27/12).

Berdasarkan analisis terkini BMKG, kondisi dinamika atmosfer di sekitar wilayah Indonesia masih berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam satu minggu ke depan.

Kondisi dinamika atmosfer ini memicu peningkatan curah hujan dan punya tendensi adanya penguatan intensitas.

"Jadi mulai hari ini hingga 2 Januari 2023," terang dia.

BMKG bahkan menyebut pada 1 Januari 2023 peta wilayah Indonesia akan tertutup warna hijau pekat atau indikasi terjadinya curah hujan lebat hingga ekstrem.

Cuaca ekstrem tersebut terjadi karena adanya fenomena Monsun Asia ditambah seruakan
dingin dari dataran tinggi Asia yang masuk melalui Selat Malaka dan kemudian menyeberang ke ekuator, dan terbentuk Arus Lintas Ekuator atau Cross Equatorial Northerly Surge (CENS).

BMKG memperkirakan fenomena ini mulai terjadi pada hari ini, (Rabu 28/12/2022) yang akan menyelimuti wilayah Jawa Timur hingga Nusa Tenggara.

"Ini bahaya sesuai terdeteksi tanggal 21 Desember lalu, cuaca akan meningkat bisa mencapai ekstrem," kata Dwikorita.

Kemudian pada 29 Desember potensi cuaca ekstrem tersebut meluas ke Jawa Barat, Sumatera bagian selatan barat, dan sebagian wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Nusa Tenggara dan wilayah selatan Papua.

Bahkan pada 1 Januari 2023, berdasarkan perkembangan dinamika atmosfer, satu peta wilayah Indonesia tidak terlihat karena tertutupi warna hijau tua pekat.

"1 Januari hampir menutupi seluruh wilayah Indonesia. Peta Indonesia tidak terlihat tertutup warna hijau tua pekat," ungkap Dwikorita.

"Fenomena inilah yang menyebabkan warna hijau tua tadi yang mengindikasikan adanya hujan lebat hingga ekstrem," jelas dia.

Cuaca ekstrem ini lanjut BMKG, akan mulai melemah pada 5-6 Januari 2023.

"Tanggal 4 Januari mulai berkurang tapi masih tetap menutupi sebagian wilayah Sumatera dan Laut Natuna, dan wilayah Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Nusa Tenggara," ungkapnya.

"Tanggal 5 Januari mulai mereda, berkurang," kata dia.

Sementara itu peneliti klimatologi pada Pusat Riset Iklim, dan Atmosfir, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin menyampaikan ada potensi banjir besar di kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi (Jabodetabek), khususnya Tangerang.

Ia menyebut potensi hujan ekstrem hingga badai terjadi pada 28 Desember 2022.

Erma menyampaikan itu berdasarkan analisa data dari Satellite Early Warning System (Sadewa).

Dia menerangkan badai dahsyat dari laut akan berpindah ke darat melalui jalur barat dengan angin baratan yang membawa hujan badai dari laut, dan dari utara melalui angin permukaan yang kuat. (*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment