Jumat, 18 Oktober 2024

Berita Internasional Hari Ini

Skandal Kasus Misterius di Balik Pulihnya Hubungan Arab Saudi dan Thailand

Jumat, 28 Januari 2022 21:38

Pertemuan diplomatik antara Arab Saudi dan Thailand ditandai pertemuan antara Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) dengan PM Thailand, Prayut Chan-ocha, Selasa (25/1/2022). (Foto: Ist)

POPNEWS.ID - Pulihnya hubungan Arab Saudi dan Thailand yang retak karena kasus pencurian berlian milik Pangeran bin Fahd al-Saud.

Kasus pencurian berlian dan perhiasan lainnya milik sang pangeran itu mencuat di tahun 1989.

Si pencuri adalah seorang pelayan berkebangsaan Thailand.

Skandal itu dikenal dunia sebagai "Blue Diamond Affair".

Si pencuri lalu melarikan diri dan lenyap.

Dari beberapa upaya penyelidikan atas kasus itu oleh pemerintah Arab Saudi, 4 orang Arab Saudi yang bertugas mencari perhiasan mahal itu terbunuh di Thailand.

Akibatnya kedua negara hubungan diplomatik kedua negara selama 33 tahun tak menentu.

Tetapi di tahun 2022, hubungan diplomatik kedua negara kembali pulih.

Pemulihan hubungan diplomatik itu ditandai Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) undang PM Thailand, Prayut Chan-ocha, Selasa (25/1/2022) lalu.

Rabu (26/1/2022), kedua pemerintah sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik.

"Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-ocha menyampaikan kepada Putra Mahkota Mohammed bin Salman penyesalan yang tulus atas kasus-kasus tragis yang terjadi di Thailand antara 1989-1990," tulis Saudi Press Agency (SPA) yang dikelola pemerintah setempat.

Bagaimana kisah pencurian berlian biru di tanah Arab Saudi itu terjadi, berikut sekelumit peristiwa yang masih tercatat dalam beberapa literatur.

1. Pencurian Berlian Pangeran Arab Saudi 1989

Adalah Kriangkrai Techamong, pelayan asal Thailand lakukan pencurian 91 kilogram (200 pon) aneka perhiasan.

Pencurian itu dilakukannya di tempat ia bekerja, yaitu Istana Pangeran Faisal bin Fahd.

Kriangkrai Techamong leluasa melakukan aksinya karena punya akses langsung ke kamar tidur Pangeran Faisal.

Sebelum kabur dari Istana, dia sembunyikan perhiasan curian itu di dalam tas penyedot debu.

Kriangkrai Techamong lalu kabur dengan aneka perhiasan curian ke rumahnya di Provinsi Lampang, Thailand.

Nah, dalam pelariannya itu, Kriangkrai Techamong justru menjual permata curiannya.

Seorang pembuat perhiasan di Bangkok Thailand, Santhi Sithanakan, tahu penjualan tersebut.

Dia lalu memborong sebagian besar perhiasan curian dari Kriangkrai itu dengan harga murah.

2. Perburuan Berlian di Thailand

Penyelidikan kasus pencurian berlian milik Pangeran Arab Saudi di Thailand. (Foto: Ist)

Setelah tahu adanya kasus pencurian berlian Pangeran Arab Saudi, polisi Kerajaan Thailand turunkan tim untuk selidiki kasus itu.

Tim dipimpin Letnan Jenderal Chalor Kerdthes. Penyelidikan mengarah pada penangkapan Kriangkrai Techamong.

Polisi juga menginterogasi Santhi dan berupaya menyita sebagian besar perhiasan yang dicuri.

Kriangkrai Techamong lalu divonis 7 tahun penjara.

Dia lalu bebas usai jalani masa penahanan 3 tahun. Keringanan hukuman itu diberikan karena Kriangkrai Techamong dianggap mau bekerja sama dengan polisi dan telah mengakui perbuatannya.

Tim dari penyelidik terbang ke Arab Saudi kembalikan perhiasan curian yang berhasil disita. Pihak berwenang Arab Saudi justru temukan berlian biru itu hilang.

Pihak Arab Saudi juga temukan separuh permata yang dikembalikan adalah palsu.

Di Bangkok, muncul isu di kalangan pers. Ada foto di sebuah perjamuan donatur yang menampilkan istri pejabat pemerintah Thailand memakai kalung berlian mirip dengan yang dicuri dari istana Saudi.

Pihak Arab Saudi kemudian curiga kalau polisi dan pejabat Thailand telah mengambil berlian itu untuk kepentingan pribadi.

Beberapa kolega Istana Arab pun berinisiatif melakukan penyelidikan swadaya.

3. Akhir tragis sebuah penyelidikan

Disebutkan bahwa enterpreneur Arab Saudi saat itu, Mohammad al-Ruwaili, lakukan upaya penyelidikan untuk temukan berlian yang hilang.

Mohammad al-Ruwaili dikenal sebagai sosok yang cukup akrab dengan keluarga kerajaan.

Dia memutuskan untuk pergi ke Bangkok untuk selidiki sendiri.

Tapi nasibnya tak jelas. Dia dikabarkan hilang di 12 Februari 1990. Dugaan pihak Arab Saudi, Mohammad al-Ruwaili dibunuh.

Ada kisah sebelum Mohammad al-Ruwaili hilang. Yaitu rentetan peristiwa pembunuhan pejabat Arab Saudi di Bangkok Thailand.

Tanggal 4 Januari 1989, seorang diplomat Arab Saudi dibunuh di Si Lom, Distrik Bang Rak, Bangkok.

Pada 1 Februari 1990, dua diplomat Saudi lagi dibunuh di Thung Mahamek di Distrik Yan Nawa Bangkok.

Peristiwa berdarah itu belum diketahui penyebab dan pelakunya. Dugaan dan isu disebutkan pembunuhan dan hilangnya Mohammad al-Ruwaili ada kaitannya dalam penyelidikan pencurian perhiasan.

Penilaian justru datang dari pemerintah Arab Saudi ketika itu. Pihak Arab Saudi menilai upaya pemerintah Thailand tidak maksimal untuk menguak tabir pembunuhan Ruwaili dan tiga diplomat Saudi.

Letnan Jenderal Chalor kemudian didakwa dan dihukum karena memerintahkan pembunuhan tahun 1995 terhadap istri dan putra seorang pedagang permata yang diduga terlibat dalam skandal tersebut.

Koordinator tim pencari fakta kasus hilangnya berlian pangeran Arab itu dihukum mati.

Mahkamah Agung Thailand menegaskan putusan itu. Hukuman mati diberikan kepada Chalor pada 16 Oktober 2009.

Tetapi nasib mujur masih berpihak pada Chalor. Hukuman untuk jenderal Thailand ini berkurang.

Raja Bhumibol Adulyadej menghukumnya 50 tahun kurungan saat moment ulang tahun ke-84 sang raja.

Selain Chalor, ada 6 anggota polisi yang dihukum karena disebut terlibat dalam pembunuhan itu.

4. Renggangnya Arab Saudi dan Thailand

Skandal pencurian berlian dan kasus-kasus pembunuhan misterius itu membuat hubungan Arab Saudi dan Thailand merenggang.

Satu dampak yang dirasakan warga Thailand adalah keputusan Arab Saudi menghentikan visa kerja untuk warga Thailand.

Arab Saudi juga mengeluarkan instruksi bagi warganya untuk tidak melawat ke Bangkok.

Jumlah orang Thailand yang bekerja di Arab Saudi turun.

Di tahun 1989, orang Thailand yang bekerja di Arab Saudi mencapai 150.000-200.000.

Di tahun 2008, jumlah pekerja Thailand di Arab Saudi berkisar 10.000.

Akibatnya kiriman uang bath Thailand ke Arab Saudi pun turun disebabakan berkurangnya pekerja Thailand di Arab Saudi.

5. Nasib si pencuri berlian dan aparat

Kesuksesan Kriangkrai Techamong dalam misi pencurian perhiasan di Istana Pangeran Arab Saudi tak membuatnya berlarut-larut dalam dunia hitam.

Kriangkrai Techamong (Foto: BBC)

Setelah bebas dan menyandang status residivis, Kriangkrai Techamong memilih hidup di jalan spritualitas dan menjadi biksu, seperti dilaporkan AFP pada 17 Maret 2016 lalu.

Dalam keterangan kepada jurnalis 17 Maret 2016, saat usia Kriangkrai Techamong 65 tahun, dia berkata di rumahnya di Lampang, akan menjadi biksu.

Jalan hidup itu akan dilakononya selama sisa hidup. Jalan hidup itu juga sebagai bentuk pertobatan dirinya dari perilaku jahatnya selama ini.

Lima tahun dalam penjara Thailand karena pencurian tersebut memberinya kesimpulan bahwa berlian itu terkutuk.

Pencurian yang dilakukannya justru menjadi rentetan nasib buruk untuk dirinya sendiri.dan keluarganya.

Sementara Chalor Kerdthes diberi ampunan Kerajaan Thailand. Dia bebas Agustus 2015.

Mantan petinggi militer Thailand ini juga dikabarkan hadir saat upacara penetapan Kriangkrai. (Redaksi)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment