POPNEWS.ID - Kopi kini tengah menjadi primadona di tengah masyarakat, tak terkecuali di Kalimantan Timur (Kaltim).
Masyarakat lebih dari 5 tahun belakangan ini, baik yang tua maupun yang muda seakan tidak bisa hidup tanpa meminum kopi setiap hari.
Namun berbicara soal kopi, rasanya belum lengkap apabila belum menemukan tempat yang cocok untuk bercocok tanam kopi.
Di Bumi Mulawarman, kini telah hadir tempat bercocok tanam kopi.
Seperti yang dikembangkan dan dihasilkan dari kawasan Kampung Kopi Luwak Kaltim Jalan Poros Samarinda-Bontang Kilometer 60 Desa Prangat Baru Kecamatan Marangkayu Kabupaten Marangkayu Kalimantan Timur, menghasilkan kopi luwak khas dari tanah Kalimantan Timur.
Ditemui di Kampung Kopi Luwak Desa Prangat Baru, Kaltim, Sabtu (29/4/2023) Ketua Kelompok Petani Kopi Kampung Luwak, Prangat Baru, Ridoni menghadirkan kegiatan bercocok tanam kopi dan tempat ngopi sejak 2020 melalui sejumlah pertimbangan dan pemahaman terhadap kopi luwak.
"Sebenarnya saya menanam kopi dari 1997 awalnya kopi luwak itu kesannya kotoran tak kami ambil. Kemudian Tahun 2007 ada teman dari Jakarta mengambil kotoran luwak dan dia mengucapkan ke saya kopi yang dikeluarkan dari kotoran Luwak, enak dan dia ambil. Ia lalu mengabarkan minuman kopi enak dapat dikonsumsi muslim maupun non muslim layak dikonsumsi karena luwak memakan secara utuh dan mengeluarkan biji kopi secara utuh dan dibersihkan bijinya," kata ketua Petani Kopi Kampung Luwak, Ridoni mengutarakan penjelasan rekannya.
Sesuai dengan Fatwa MUI Kaltim Ridoni didampingi petani, Supardi menuturkan sesuai Fatwa MUI tahun 2010 biji kopi yang ditelan dan dibuang luwak menjadi kotoran oleh luwak akan menjadi suci untuk dimakan kalau biji utuh tersebut dibersihkan dari najis kotoran itu.
Ridoni menambahkan kopi luwak memiliki efek bermanfaat.
"Dari rasa kopi yang enak kasiatnya luar biasa. Rata rata efek yang ditimbulkan di badan itu berbeda. Minum kopi luwak tak jadi pantangan bagi yang punya keluhan asam lambung atau magh. Rasa enak dibadan jadi ngantuk tak masalah," jelasnya.
Sudah menjalankan usaha bersama Kelompok tani Kopi selama 3 tahun, Ridoni mengutarakan ingin menghadirkan brand kopi asli Kaltim.
"Kami ingin brand kopi sendiri daripada daerah lain di Kaltim. Kemudian tentunya dengan usaha Kopi Luwak menjadi pendapatan petani di Kaltim karena pendapatannya tak kalah dengan sektor pertanian dan perkebunan lainnya," terangnya.
Berdasarkan pantauan media ini, area dengan kurang lebih 2 hektar telah ditanami kopi dan sejumlah tanaman lain, seperti karet, jambu, durian, bambu alami, sejumlah tanaman lain.
Terdapat 3 gazebo tongkrongan, kolam dan saluran aiŕ serta kandang 1 luwak dan tempat pengolahan kopi didukung sejumlah donatur.
Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Ahmad Herwansyah bersama rombongan Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Kaltim memantau perkembangan Kampung Kopi Luwak Kaltim.
"Untuk kunjungan kami kesekian kalinya sebenarnya lokasinya strategis samangat berpotensi dengan konektifitas dari Kutai Timur, Berau, Bontang perjalanan orang bisa bisa kesini apalagi ada kopi luwaknya. Masterplannya kami ambil dulu supaya didiskusikan dengan pihak tedkait mulai CSR dan pihak terkait. Memang dari lalu lalang orang kurang mampir. Harapan saya bisa berkembang dalam 3 tahun pertama dan kita datang lagi 2024 maupun2025 orang bisa mampir dengan atraksi tak hanya kopi," katanya.
Kadispar Kaltim siap mendukung Penunjuk arah juga akan dibantu untuk ditambah serta kordinasi dengan Kelompok Sadar Wisata(Pokdarwis).
"Selanjutnya Pokdarwis harus dibentuk bersama Kabupaten Kukar kita temui guna menyepakati Masterplan mulai dari lokasi toilet, parkir lokasinya supaya bisa dibantu untuk dikembangkan.
Kemudian brand kopi di Kaltim sebenarnya banyak kopi. Tapi luwak kan belum makanya di kembangkan budi daya tanamannya dulu. Yang penting di Brandingkan dulu dan dibantu promosikan oleh Dinas Pariwisata. Semua pihak duduk jadi satu bersama sama. Masukan mitra usaha kali ini agar bikin Kafe Kopi Luwak jangan lagi warung. Atraksi bisa ditambah bisa jadi sport tourism bisa jadi lokasi sepeda MTB,"jelasnya.
Banyak pengunjung yang berkunjung ke Kopi Luwak Prangat Baru ini, diantaranya pengunjung asal Samarinda, Cikita saat hendak ke Bontang.
Ia sebutnya, mampir ke Kampung Kopi Luwak berawal dari rasa penasaran.
"Dari Vibes suasananya kelihatan banget khas suasananya dan merasakannya enak beda banget. Bagi teman teman yang melakukan perjalanan panjang ini sangat Recommended kita bisa tanya dilayani petani saat panen hingga paska panen kita bisa mengetahui kopi luwak," pungkasnya. (redaksi)