POPNEWS.ID - Proyek refinery development master plan (RDMP) kilang Pertamina di Balikpapan Kaltim terus berlanjut. Target selesai proyek ini Oktober 2023.
Proyek ini dilakukan Pertamina untuk menaikkan jumlah kapasitas kilang sebanyak 100 ribu barel per hari.
Tercatat sekarang kapasitas kilang Pertamina di Balikpapan 260 ribu barel per hari.
Di akhir tahun 2023 kapasitas itu rencananya naik menjadi 360 ribu barel per hari.
Sementara produk lainnya antara lain LPG dan petrokimia berupa propylene.
Kualitas bensin yang diproduksi juga akan naik dari EURO II menjadi EURO V yang ramah lingkungan.
Proyek ini juga disebut-sebut akan menyerap tenaga kerja sebanyak 19.500 orang di Agustus 2022.
Dari total jumlah tenaga kerja itu, 98,9 persen adalah tenaga kerja warga Indonesia. Selebihnya diimpor dari luar negeri.
Tak hanya itu, proyek ini juga diprediksi akan mampu kurangi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesi ahingga US$ 2,65 miliar per tahun.
Di awal Januari 2022, proyek RDMP kilang Balikpapan capai proses, baik dari sisi konstruksi yang dihitung 46,92 persen.
Keterangan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, upaya mencapai target selesau terus dilakukan. Tujuannya untuk kenaikan kapasitas dan juga peningkatan kualitas pengolahan kilang.
Proyek ini juga merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang rencananya beroperasi di tahun 2024.
Nicke Widyawati ungkapkan, proyek RDMP terus dikebut saat pandemi Covid-19. Meski sempat terhambat dalam sisi pengadaan barang ekspor.
Di 2021, beberapa pekerjaan utama telah rampung. Antara lain di proyek RDMP Balikpapan telah terpasang residue catalytic cracking (RCC) serta propylene splitter.
Nicke Widyawati nyatakan sekarang proyek RDMP Balikpapan progresnya telah capai 46,92 persen.
"Pengerjaan RDMP Balikpapan sudah mencapai 46,92 persen," ujarnya di kawasan Proyek RDMP Balikpapan, Sabtu (8/1/2021) dikutip dari Bisnis.
Sementara dari keterangan Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Djoko Priyono disebutkan tentang capaian proyek RDMP Balikpapan lampaui target yang ditetapkan di tahun lalu.
Di 2021, target RDMP Balikpapan telah berada di titik 45,54 persen.
Djoko Priyono menguraikan bahwa pelaksanaan proyek RDMP Balikpapan tahap engineering sudah 9,69 persen.
Tahap procurement berada di angka 25,32 persen.
Untuk pekerjaan konstruksi ada di 11,79 persen.
Sementara untuk commissioning mencapai 0,12 persen.
"Deviasi saat ini mencapai 1,38 persen dibandingkan dengan target reforecast," kata Djoko.
Djoko juga terangkan nilai proyek hingga Desember 2021. Proyek ini menurut Djoko telah memakan biaya Rp27,93 triliun.
Sementara total biaya pembangunan RDMP ini dihitung memakan anggaran Rp100 triliun atau US$ 7 miliar.
Untuk komponen luar negeri senilai Rp19,52 triliun dan untuk komponen dalam negeri Rp8,4 triliun.
Perbandingan jumlah komponen RDMP Balikpapan menurut Djoko ditarget untuk komponen dalam negeri 30 persen sampai 35 persen.
"Penyerapan komponen dalam negeri saat ini 30,06 persen atau senilai Rp8,4 triliun," ujar Djoko.
Segmentasi pekerjaan
Proyek RDMP kilang Balikpapan digarap oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) bersama Joint Operation (JO) kontraktor.
Dari beberapa pengerjaan yang ada masing-masing dikerjakan oleh pihak berbeda dengan koordinasi bersama PT KPB.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Balikpapan Feri Yani melalui Kontan menyataka bahwa proyek ini ada beberapa segmen.
1. Early work fase 1 dan fase 2, EPC (Engineering, Procurement and Construction) Inside Battery Limit (ISBL) dan Outside Battery Limit (OSBL), serta EPC terminal crude oil Lawe-Lawe.
EPC ISBL dan OSBL dikerjakan oleh JO SK E&C, Hyundai Engineering, PT Rekayasa Industri serta PT PP (Persero).
2. Ekspansi pembangunan terminal crude oil di Lawe-Lawe digarap oleh JO China Petroleum Pipeline dan PT Hutama Karya.
Proyek ini membangun unit baru dan fasilitas dua tanki crude dengan kapasitas masing-masing 1 juta barrel.
EPC Lawe-lawe memiliki target operasi pada Februari 2023.
Setelah proyek selesai, RDMP Balikpapan punya tugas operasikan Utilities Complex yang baru pada tahun 2023.
Tahap berikutnya adalah RFCC dan Alkylation Complex di periode Semester I-2024.
Di Semester II 2024 akan beroperasi unit penghasil HOMC (BBM berkadar RON tinggi).
Tugas Pertamina di kilang Balikpapan sendiri adalah menunaikan amanah unit penghasil Pertamax series dan unit penghasil HOMC di akhir tahun 2024. (Redaksi)