Jumat, 22 November 2024

Pria Tendang Sesajen di Kaki Gunung Semeru, Simak Penjelasan dari Quraish Shihab

Minggu, 16 Januari 2022 12:34

Quraish Shihab bersama Najwa Shihab saat membahas kejadian pria yang menendang sesajen di kaki Gunung Semeru, Sabtu (15/1/2022). (Foto: capture Youtube Narasi TV)

POPNEWS.ID - Viralnya seorang pria menendang sesajen di area kaki Gunung Semeru dapat komentar dari Quraish Shihab.

Pria penendang sesajen di kaki Gunung Semeru sebelumnya viral lewat video amatir Minggu (9/1/2022).

Tampak dalam video itu seorang pria menendang sesajen yang ada di salah satu tempat pemakaman umum (TPU).

Pria itu mengenakan rompi hitam dan berpenutup kepala.

Dia melakukan aksinya di area bencana awan panas guguran (APG) Gunung Semeru. Saat menendang sesajen, pria itu berkata sesajen itu memicu murka Tuhan.

“Jarang sekali disadari bahwa inilah yang justru mengundang murka Allah,” ujarnya sambil berlalu pergi.

Di lain adegan, masih pria yang sama, juga terlihat membuang sesajen yang ada di atas sebuah nisan kuburan.

Diketahui kemudian video itu direkam di area TPU Desa Sumbersari, Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Pihak kepolisian dilaporkan telah tangkap pria yang menendang sesajen di area Gunung Semeru.

Identitas pria yang menendang sesajen di Gunung Semeru itu bernama Hadfana Firdaus. Usianya 32 tahun.

Polisi sempat mencari Hadfana Firdaus. Kemudian polisi tim Polda Jawa Timur menangkapnya Kamis (134/2022) malam.

Dari informasi yang dihimpun redaksi, polisi tangkap Hadfana di Gang Dorowati. Gang itu berada di Pringgolayan, Banguntapan, Bantul.

Respon Quraish Shihab

Aksi pria yang menendang sesajen dapat tanggapan dari ulama Indonesia Quraish Shihab. Tanggapannya terdapat di kanal Youtube Narasi TV.

Secara terperinci, Quraish Shihab menjelaskan duduk perkara pelaksanaan ritual sesajen dalam perfektif Islam. Wawancara singkat itu ditayangkan Sabtu (15/1/2022).

Dari pertanyaan yang disampaikan Najwa Shihab, Quraish Shihab paparkan tentang prinsip keislaman yang melarang menyampaikan permohonan kepada selain Alloh SWT.

"Prinsipnya begini. Segala kegiatan kita hendaknya diarahkan kepada Tuhan. Bermohon kita hendaknya bermohon kepada Tuhan. Kalau Anda bermohon kepada manusia, sebelum bermohon kepada manusia hendaknya bermohon dulu kepada Tuhan agar Tuhan memberikan kepada manusia ini kemampuan untuk memenuhi permintaan Anda," ujar Quraish Shihab.

Menurut Quraish Shihab, apa yang dipersembahkan kepada sesuatu bisa bermacam-macam motifnya. Katakanlah dipersembahkan ke laut supaya ikan bisa makam. Mempersembahkan kepada hutan agar kera bisa makan.

"Potong kepala kerbau supaya tidak diganggu jin dalam pembangunan, itu tidak. Tetapi kalau Anda menyembelih kerbau atau menyembelih sapi untuk Anda sedekahkan supaya orang lain bisa makan, itu tidak ada masalah," ujar Quraish Shihab.

"Tetapi kalau sesajen yang diberikan di kaki Gunung Semeru itu memang bermaksud memohon satu kekuatan selain kekuatan Ilahi, kita harus hati-hati. Setiap masyarakat, menurut Al-Quran, ada hal-hal yang dianggap baik. Apa yang dianggap baik oleh masyarakat jangan ganggu," kata Quraish Shihab lagi.

Hal itu menurut Quraish Shihab diatur dalam Al-Quran Surat Al-An'am Ayat 108.

"Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan."

Menurut Quraish Shihab, Alloh menjadikan manusia untuk mencintai sesuatu, menganggap baik sesuatu. Karena itu harus saling hormat menghormati.

Adapun terkait anggapan sesajen bisa memicu murka Alloh, begini tanggapan Quraish Shihab.

"Tidak apa-apa. Nanti Tuhan yang akan menentukan di hari kemudian apa pandangan dan keputusan Tuhan terhadap mereka. Jadi mestinya itu jangan ditendang," ujar Quraish Shihab.

"Kita hormati itu. karena menghormati bukan berarti kita setuju. Itu adatnya, itu kebiasannya, itu kepercayaannya. Kenapa diganggu? Itu mengundang tindakan lain," ujar Quraish Shihab.

Adat istiadat menurut Islam

Quraish Shihab membeberkan ada 3 jenis adat kebiasaan dalam pandangan Islam.

1. Adat yang sesuai nilai-nilai Islam

Contohnya adalah mengenakan peci. Itu tidak bertentangan dengan agama Islam. "Itulah yang dinamakan Ma'ruf. Tegakkanlah itu," ujar Quraish Shihab.

2. Adat yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam

Kalau bertentangan menurut Quraish Shihab, sesuai Al-Qruan, tidak boleh mengganggunya.

3. Adat yang abu-abu

Yang abu-abu ini Islam berusaha meluruskannya, memperbaikinya. Seperti acara siraman. bisa disesuaikan dengan kegiatan Islami.

"Jangan terlalu kaku. Di setiap daerah ada adatnya ada kebiasannya," kata Quraish Shihab.

Simak video lengkapnya di bawah ini. (Redaksi)


Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment