Minggu, 6 Oktober 2024

NATO dan Ukraina Tetap Siaga dan Siap Melawan, Rusia Disebut Tak Pernah Tarik Pasukan

Jumat, 18 Februari 2022 16:20

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina memuncak

POPNEWS.ID - Informasi penarikan pasukan Rusia dari perbatasan Ukraina disebut sebagai kabar bohong.

NATO maupun Ukraina tak melihat adanya upaya Vladimir Putin membatalkan invasi ke Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyangkal klaim Rusia telah menarik pasukannya dari perbatasan.

Dia juga bersumpah untuk melawan invasi musuh.

Pemimpin Ukraina dan NATO kompak menyatakan bahwa mereka tidak melihat tanda-tanda Rusia telah menarik pasukannya.

Komentar Zelensky disampaikan setelah dia menyaksikan pasukan Ukraina berlatih dengan beberapa senjata anti-tank baru yang dipasok Barat di dekat Rivne, sebelah barat ibu kota nasional; Kiev.

Dia kemudian melakukan perjalanan ke kota pelabuhan garis depan Mariupol, dan memberikan pidato untuk menandai apa yang dia nyatakan sebagai “Hari Persatuan” Ukraina.

Dia mengenakan mantel hijau zaitun bergaya militer dan bersumpah untuk melawan invasi musuh.

“Kami tidak takut pada prediksi (invasi Rusia), kami tidak takut pada siapa pun, pada musuh mana pun,” kata Zelensky, seperti dikutip AFP, Kamis (17/2/2022).

“Kami akan membela diri.”

Unjuk kekuatan senjata dan retorika Ukraina kontras dengan gambar di media pemerintah Rusia yang menunjukkan pasukan Moskow mengakhiri latihan besar di Crimea, wilayah yang sebelumnya bagian dari Ukraina.

Tetapi Zelensky menyangkal bahwa gambar di media Rusia itu sebagai tanda mundurnya pasukan Moskow.

“Kami melihat rotasi kecil. Saya tidak akan menyebut rotasi ini sebagai penarikan pasukan oleh Rusia.

Kami tidak bisa mengatakan itu," katanya dalam komentar yang disiarkan televisi. "Kami tidak melihat perubahan."

Di Rivne, rudal menghantam sasaran dan kendaraan lapis baja bermanuver dan menembaki lahan yang menguning.

Sedangkan di Kiev, ratusan warga sipil berbaris di sebuah stadion dengan spanduk nasional yang sangat besar.

Pertunjukan "Hari Persatuan" terjadi ketika Kremlin menyerukan negosiasi serius dengan Washington, dan para pemimpin Eropa mendorong keras untuk resolusi diplomatik atas krisis tersebut.

Tetapi Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, yang menjadi tuan rumah pertemuan para menteri pertahanan aliansi di Brussels, menolak anggapan bahwa ancaman di perbatasan Rusia-Ukraina telah berkurang.

Dia mengatakan aliansi NATO akan menopang pertahanan timurnya dengan pengerahan pasukan di depan negara-negara anggota yang berbatasan dengan Ukraina.

“Moskow telah memperjelas bahwa mereka siap untuk menentang prinsip-prinsip dasar yang telah menopang keamanan kami selama beberapa dekade dan melakukannya dengan menggunakan kekuatan,” katanya.

“Saya menyesal mengatakan bahwa ini adalah normal baru di Eropa.”

Tentang pergerakan pasukan Rusia yang dilaporkan, dia berkata:

“Sejauh ini kami tidak melihat tanda-tanda de-eskalasi di lapangan; tidak ada penarikan pasukan atau peralatan."

Rusia mempertahankan kekuatan invasi besar-besaran yang siap menyerang dengan kemampuan kelas atas dari Crimea hingga Belarusia," ujarnya. (*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
POPentertainment