POPNEWS.ID - Para miliarder yang ikut dalam ekspedisi ke bangkai kapal Titanic dinyatakan tewas.
Diketahui, ekspedisi ini menggunakan kapal selam mini bernama Titan, berisi 4 penumpang dan 1 nakhoda.
Diketahui, Kapal selam wisata Titanic milik perusahaan OceanGate, hilang saat membawa empat turis untuk berwisata bangkai kapal Titanic pada Minggu (18/6/2023) pagi.
Kapal selam itu membawa lima orang; CEO perusahaan OceanGate, Stockton Rush; penjelajah Prancis, PH Nargeolet; pria kaya asal Pakistan, Shahzada Dawood dan putranya, Suleman; dan miliarder Inggris, Hamish Harding.
Keempat orang itu meluncur dengan kapal selam wisata Titanic ke samudera Atlantik Utara pada sekitar pukul 4 pagi.
Namun, kapal penelitian Polar Prince kehilangan kontak dengan kapal selam itu sekitar satu jam 45 menit kemudian, seperti diberitakan CBS News.
Tim penyelamat diterjunkan ke lokasi pencarian untuk menemukan kapal selam Titan.
Kapal Meledak dan Semua Tewas
Penjaga Pantai Amerika Serikat (AS) mengatakan lima orang di kapal selam wisata Titanic meninggal dunia dalam ledakan.
Laksamana Muda AS, John Mauger, mengatakan sebuah bidang puing ditemukan di sekitar area pencarian oleh ROV (kendaraan pencari yang dioperasikan dari jarak jauh) di dekat bangkai kapal Titanic.
"Dalam konsultasi dengan para ahli dari dalam komando terpadu, puing-puing itu konsisten dengan ledakan kapal yang dahsyat," kata Mauger kepada wartawan, Kamis (22/6/2023).
Selain dari pihak AS, perusahaan OceanGate juga memberikan pernyataan yang sama.
Perusahaan OceanGate mengumumkan lima awak kapal yang terdiri dari empat turis dan CEO perusahaan yang mengemudikan kapal selam, diyakini telah meninggal.
"Kami sekarang percaya bahwa CEO kami Stockton Rush, Shahzada Dawood dan putranya Suleman Dawood, Hamish Harding, dan Paul-Henri Nargeolet, sayangnya telah hilang," kata OceanGate dalam sebuah pernyataan, Kamis (22/6/2023), dikutip dari Al Jazeera.
“Orang-orang ini adalah penjelajah sejati yang memiliki semangat petualangan yang berbeda, dan hasrat mendalam untuk menjelajahi dan melindungi lautan dunia. Hati kami bersama kelima jiwa ini dan setiap anggota keluarga mereka selama masa tragis ini,” lanjutnya.
Laksamana Muda AS, John Mauger, mengatakan selama konferensi pers, ROV pertama kali menemukan kerucut ekor kapal selam sekitar 500 meter (1.600 kaki) dari haluan Titanic dan kemudian menemukan lima bagian utama yang konsisten dengan kehilangan tekanan yang sangat besar di kapal.
Selama pencarian, tim pencari mendengar dentuman keras dari bawah air, namun mengatakan hal itu tidak berkaitan dengan kapal selam wisata Titanic.
"Tampaknya tidak ada hubungan antara kebisingan dan lokasi bidang puing-puing," katanya, dikutip dari RT.
Di sisi lain, dengan ditemukannya bidang puing-puing itu, para ahli percaya kapal selam itu mengalami ledakan dahsyat.
Saat ditanya tentang waktu ledakan, Mauger berkata mereka belum mengetahuinya.
"Saat ini, masih terlalu dini untuk mengatakannya," kata Mauger.
"Kami memiliki pelampung sonar di dalam air, hampir terus menerus, dan belum mendeteksi peristiwa bencana apa pun saat pelampung sonar itu berada di dalam air," lanjutnya, dikutip dari The Moscow Times.
Penjaga Pantai Amerika Serikat mengucapkan turut berduka cita setelah menggelar konferensi pers ini.
Mauger mengatakan suara-suara bawah laut yang terdeteksi awal pekan ini, yang menawarkan secercah harapan saat kru berlomba untuk menemukan penumpang yang hilang, tidak terkait dengan kapal itu.
Dia mengatakan ledakan Titan akan menghasilkan "suara broadband yang signifikan" yang akan ditangkap oleh pelampung sonar yang digunakan oleh kru pencari.
Mauger mengakui, ada pertanyaan seputar bagaimana insiden seperti ini bisa terjadi.
“Ini adalah sesuatu yang terjadi di bagian laut yang terpencil dengan orang-orang dari beberapa negara berbeda di seluruh dunia,” katanya. (*)